TEL AVIV – Menteri Pertahanan Israel melontarkan ancaman keras terhadap kelompok Houthi di Yaman, menjanjikan akan menimpakan "10 tulah" seperti yang tertulis dalam Alkitab. Pernyataan bernada ancaman ini muncul di tengah meningkatnya eskalasi serangan rudal dari Houthi ke wilayah Israel.
Ketegangan memuncak setelah Houthi menyatakan bertanggung jawab atas serangan terhadap kapal tanker Israel, Scarlet Ray, di Laut Merah. Serangan ini merupakan balasan atas terbunuhnya Perdana Menteri Yaman, Ahmed Ghaleb al-Rahawi, beserta sejumlah pejabat tinggi lainnya dalam serangan yang dituduhkan kepada Israel.
"Houthi kembali menembakkan rudal ke Israel. Tulah kegelapan, tulah anak sulung – kami akan menggenapi 10 tulah," demikian pernyataan keras Menteri Pertahanan Israel melalui media sosial. Ancaman ini merujuk pada kisah eksodus bangsa Israel dari Mesir, di mana Tuhan menimpakan 10 bencana dahsyat untuk memaksa Firaun membebaskan mereka.
Militer Israel mengonfirmasi bahwa rudal dari Yaman telah menghantam wilayah mereka, dan sebelumnya mencegat dua rudal lainnya. Houthi sendiri telah aktif meluncurkan serangan drone dan rudal ke Israel sejak konflik Gaza berkobar pada Oktober 2023, mengklaim aksi mereka sebagai bentuk dukungan kepada Palestina.
Selain menyerang Israel, Houthi juga menargetkan lalu lintas pelayaran internasional di Laut Merah, jalur perdagangan global yang vital. Hal ini mendorong Amerika Serikat untuk melancarkan serangan balasan terhadap wilayah Yaman yang dikuasai Houthi.
Meskipun sempat ada mediasi gencatan senjata yang ditengahi oleh Oman, Houthi menegaskan bahwa perjanjian tersebut tidak mencakup operasi melawan Israel. Israel pun tak tinggal diam dan telah melancarkan beberapa serangan di Yaman, menargetkan pelabuhan yang dikuasai Houthi dan ibukota Sanaa. Serangan Israel pekan lalu menewaskan al-Rahawi, sembilan menterinya, dan dua tokoh Houthi lainnya, semakin memperburuk situasi.