Denpasar menghadapi tantangan serius terkait anemia. Studi tahun 2019 menunjukkan bahwa hampir setengah (45,9%) remaja putri di Denpasar menderita anemia. Angka ini diperparah dengan tingginya kasus anemia pada ibu hamil, mencapai 31,9% pada tahun 2015. Kondisi ini sangat memprihatinkan karena anemia dapat menurunkan kemampuan belajar, produktivitas, dan bahkan meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR).
Data Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2021 menggarisbawahi bahwa anemia pada ibu hamil berkontribusi pada BBLR dan perdarahan saat persalinan, yang dapat berujung pada kematian ibu. Umumnya, anemia pada ibu hamil disebabkan oleh kekurangan zat besi.
Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah atau kadar hemoglobin (Hb) di bawah normal. Akibatnya, distribusi oksigen ke seluruh tubuh terganggu. Pada tahun 2021, 5,1% dari 17.306 ibu hamil yang diperiksa Hb mengalami anemia. Pemerintah berupaya mencegah anemia pada ibu hamil dengan memberikan Tablet Tambah Darah (TTD).
Ibu hamil seharusnya mendapatkan minimal 90 tablet TTD selama kehamilan, yang mengandung zat besi setara dengan 60 mg besi elemental dan 0,4 mg asam folat. Pada tahun 2021, 98,5% ibu hamil yang memeriksakan kehamilan menerima TTD.
Lantas, bagaimana cara mengonsumsi TTD yang benar, terutama bagi remaja yang mengalami anemia defisiensi besi (ADB)? Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberikan panduan berikut:
- Minum TTD secara rutin, satu tablet setiap minggu. Program ini telah dijalankan pemerintah di SMP dan SMA.
- Konsumsi satu tablet setiap hari selama masa haid. Jumlah tablet yang dikonsumsi sesuai dengan lama haid.
- Minum TTD dua jam sebelum atau sesudah makan. Waktu terbaik adalah sebelum makan.
- Hindari mengonsumsi TTD bersamaan dengan susu, kopi, teh, atau obat maag.
Kenali Gejala Anemia:
Gejala anemia bervariasi, dari ringan hingga berat, tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan. Gejala umumnya meliputi:
- Lelah dan lemas
- Wajah pucat atau kulit kekuningan
- Pusing atau sakit kepala
- Jantung berdebar lebih cepat
- Napas pendek saat beraktivitas
- Tangan dan kaki dingin
- Konsentrasi menurun
Penyebab Anemia:
Beberapa faktor penyebab anemia antara lain:
- Kekurangan zat besi
- Kekurangan vitamin B12 dan asam folat
- Kehilangan darah
- Penyakit kronis
- Kelainan genetik
Siapa Saja yang Rentan Terkena Anemia?
Kelompok yang berisiko tinggi mengalami anemia adalah:
- Ibu hamil
- Anak-anak dan remaja dalam masa pertumbuhan
- Wanita dengan menstruasi berat
- Lansia
- Penderita penyakit kronis
Pencegahan dan Pengobatan:
Pencegahan anemia dapat dilakukan dengan:
- Pola makan bergizi, kaya zat besi (daging merah, hati, bayam, kacang-kacangan), vitamin B12 (telur, susu, ikan), dan asam folat (sayuran hijau, buah, biji-bijian).
- Mengurangi konsumsi teh atau kopi berlebihan.
- Ibu hamil, rutin konsumsi suplemen zat besi sesuai anjuran dokter.
- Pemeriksaan kesehatan berkala untuk deteksi dini.