Komet Antarbintang 3I/ATLAS: Jendela Menuju Masa Lalu Galaksi Bima Sakti

Para ilmuwan di seluruh dunia tengah menantikan kesempatan emas untuk mengamati secara langsung komet antarbintang 3I/ATLAS. Objek langit yang unik ini diyakini menyimpan material berusia miliaran tahun, jauh lebih tua dari Matahari dan sistem tata surya kita sendiri.

Komet 3I/ATLAS, yang pertama kali terdeteksi pada 1 Juli 2025 oleh sistem teleskop otomatis ATLAS, merupakan objek ketiga yang diketahui melintasi tata surya kita dan berasal dari luar sistem tata surya. Analisis lintasannya mengindikasikan bahwa komet ini kemungkinan besar berasal dari piringan tebal Bima Sakti, wilayah galaksi yang kuno dengan usia mencapai 7 miliar tahun, sekitar 2,5 miliar tahun lebih tua dari Matahari.

Seperti komet pada umumnya, 3I/ATLAS melepaskan gas dan debu saat mendekati Matahari. Momen krusial ini, ketika komet mencapai titik terdekat dengan Matahari (perihelion), sayangnya tidak dapat diamati dari Bumi karena posisinya yang akan terhalang oleh Matahari. Teleskop-teleskop besar di Bumi maupun di luar angkasa, termasuk Hubble dan James Webb, akan kehilangan momen berharga ini.

Untuk mengatasi kendala ini, para peneliti mengusulkan pengamatan menggunakan wahana antariksa. Beberapa kandidat yang berpotensi, termasuk misi NASA Psyche, satelit-satelit pengorbit Mars seperti MRO, dan misi andalan ESA, JUICE. Misi JUICE dinilai memiliki peluang terbaik karena lintasannya memungkinkan pengamatan dari jarak dekat saat perihelion.

Jika keberuntungan berpihak, beberapa wahana tersebut bahkan dapat melintasi ekor debu 3I/ATLAS dan mengumpulkan sampel material. Data yang terkumpul diharapkan dapat memberikan petunjuk mengenai asal usul komet ini dan kondisi galaksi pada era "cosmic noon", periode sekitar 6 miliar tahun lalu ketika pembentukan bintang terjadi secara besar-besaran.

"Ini adalah kesempatan langka yang mungkin hanya terjadi sekali seumur hidup," kata seorang peneliti. "Untuk pertama kalinya, kita memiliki kesempatan untuk mempelajari materi dari era kosmik awal, bukan dari galaksi yang jauh, tetapi tepat di halaman belakang tata surya kita."

Meskipun frekuensi kedatangan objek antarbintang masih belum pasti, para astronom sepakat bahwa keberadaan 3I/ATLAS sangatlah istimewa. Observatorium Vera Rubin di Chile yang baru beroperasi diharapkan dapat menemukan lebih banyak "tamu asing" serupa di masa depan.

Saat ini, perhatian tertuju pada 3I/ATLAS. Dalam beberapa bulan mendatang, data baru akan terus mengalir, dan bahkan mungkin sebagian fragmennya akan memasuki atmosfer Bumi atau Mars sebagai hujan meteor. "Kita sedang membuka kulkas kosmik berusia miliaran tahun," ujar seorang peneliti dari Universitas Luxembourg. "Dan akhirnya kita memiliki kesempatan untuk melihat apa yang ada di dalamnya."

Scroll to Top