Kesepian Melanda Kota-Kota Besar Indonesia: Ancaman Tersembunyi Generasi Z

Kota-kota besar di Indonesia menyimpan ironi: kepadatan penduduk yang tinggi berbanding terbalik dengan peningkatan kesepian di antara warganya. Digitalisasi dan media sosial, yang seharusnya mendekatkan, justru menciptakan keterhubungan semu dan kekosongan emosional.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menyoroti kesepian sebagai isu kesehatan mental global yang serius. Fakta mencengangkan menunjukkan, satu dari enam orang di dunia berjuang melawan perasaan terisolasi ini. Di Indonesia, survei mengungkapkan bahwa satu dari lima individu merasakan kesepian setidaknya sekali dalam seminggu.

Kondisi ini, yang lebih sering menghantui generasi muda seperti Gen Z, dapat memicu dampak serius pada kesehatan fisik, psikologis, dan ekonomi. Kesepian yang dimaksud bukan sekadar keadaan sendiri, melainkan perasaan terputus dari hubungan yang bermakna, meskipun dikelilingi keluarga, teman, atau aktivitas media sosial.

Jika tidak ditangani dengan tepat, "wabah" kesepian dapat berujung pada berbagai masalah kesehatan. Mulai dari gangguan tidur, kesulitan berkonsentrasi, hingga peningkatan risiko penyakit kronis seperti diabetes dan stroke.

Lantas, apa sebenarnya yang memicu kesepian di kalangan masyarakat urban Indonesia? Bagaimana kita seharusnya menyikapi fenomena yang mengkhawatirkan ini?

Scroll to Top