Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, memperingatkan bahwa langkah Prancis dan negara-negara lain untuk mengakui Negara Palestina dapat memicu respons keras dari Israel berupa aneksasi Tepi Barat. Rubio menegaskan bahwa tindakan tersebut justru akan menggagalkan terwujudnya Negara Palestina.
Pernyataan ini disampaikan Rubio saat kunjungan kerjanya di Quito, Ekuador. Ia menekankan bahwa pengakuan sepihak terhadap Negara Palestina adalah langkah yang "palsu dan tidak nyata," serta akan mempersulit tercapainya gencatan senjata.
Rubio berpendapat, fokus utama saat ini seharusnya adalah memberantas Hamas, bukan mengakui Negara Palestina. Ia juga menambahkan bahwa AS tetap berkomitmen untuk memberikan bantuan kemanusiaan bagi warga sipil yang terdampak konflik.
Mengenai potensi aneksasi Tepi Barat oleh Israel, Rubio mengakui bahwa hal tersebut masih dalam pembahasan di kalangan elemen politik Israel. Ia memperingatkan bahwa jika negara-negara lain tetap melanjutkan rencana pengakuan Negara Palestina, "tidak akan ada Negara Palestina."
Rencana pengakuan Negara Palestina oleh Prancis, Kanada, dan sejumlah negara lain dalam Sidang Umum PBB mendatang di New York telah memicu kemarahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Netanyahu bahkan menolak permintaan kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Israel, kecuali Macron mencabut niatnya untuk mengakui Negara Palestina.
Netanyahu mengirimkan pesan tegas kepada Macron, "Tarik keputusan Anda untuk mengakui Negara Palestina – baru Anda boleh datang." Namun, Macron menolak untuk mengubah keputusannya.