Surabaya mengambil langkah proaktif dalam menghadapi potensi penyebaran campak. Anggota DPRD Surabaya, Michael Leksodimulyo, menyatakan dukungan penuh terhadap Surat Edaran (SE) Walikota Surabaya Nomor: 400.7.7.1/18915/436.7.2/2025 yang berfokus pada peningkatan kewaspadaan dan pencegahan penularan campak.
Langkah ini dinilai krusial untuk melindungi warga Surabaya, terutama setelah Kabupaten Sumenep, Madura, menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) campak. Michael menekankan pentingnya menyukseskan program vaksinasi campak di Surabaya.
"Saya sangat mendukung SE walikota ini sebagai upaya preventif," ujarnya.
Michael juga mendorong partisipasi aktif orang tua untuk membawa anak-anak mereka mendapatkan imunisasi, bekerja sama dengan Kader Surabaya Hebat (KSH). Ia menyarankan pendekatan proaktif dengan mendatangi warga dari rumah ke rumah, terutama bagi mereka yang belum memanfaatkan fasilitas vaksinasi campak di puskesmas. Upaya ini diharapkan dapat memastikan cakupan vaksinasi yang optimal hingga dosis ketiga.
Berdasarkan data, Surabaya telah menunjukkan kinerja yang baik dalam program imunisasi campak-rubella. Capaian dosis pertama dari Januari hingga Juli 2025 mencapai 60,1 persen, melampaui target pemerintah pusat sebesar 58 persen. Imunisasi campak-rubella dosis kedua mencapai 60,7 persen dan dosis ketiga mencapai 76,71 persen, juga di atas target yang ditetapkan.
Michael menekankan pentingnya kolaborasi lintas instansi untuk memperkuat analisis lapangan dan menekan penyebaran campak. Selain universitas, instansi seperti dinas pendidikan dan kementerian agama juga dilibatkan mengingat potensi penularan yang tinggi di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Ia juga menyarankan untuk melakukan tracing atau pelacakan sumber penularan jika ditemukan kasus campak, baik dari keluarga, teman, maupun lingkungan sekitar. Langkah ini dinilai efektif dalam menurunkan angka penularan campak di Surabaya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina, menjelaskan bahwa SE ini menjadi panduan bagi masyarakat untuk memutus rantai penularan campak. Dinkes terus berupaya mencegah terjadinya KLB di Surabaya dengan fokus utama pada pengejaran imunisasi, mencari dan melengkapi dosis imunisasi anak-anak yang belum lengkap.