Bergamo – Timnas Italia kini memasuki babak baru di bawah kepemimpinan Gennaro Gattuso, setelah periode sulit bersama dua pelatih sebelumnya.
Perjalanan Italia dalam lima tahun terakhir diwarnai pasang surut. Euforia juara Euro 2020 di bawah Roberto Mancini, disusul kekecewaan gagal lolos ke Piala Dunia 2022 Qatar.
Mancini pun digantikan Luciano Spalletti. Meskipun sempat memberi harapan di awal, Spalletti juga gagal mengangkat performa tim, dengan Italia tersingkir di babak 16 besar Euro 2024 oleh Swiss.
Kekalahan telak 0-3 dari Norwegia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Juni lalu menjadi akhir dari era Spalletti. Kini, Gattuso hadir dengan target besar: mengamankan tiket ke Piala Dunia tahun depan.
Target ini tak bisa ditawar, mengingat absennya sang juara dunia empat kali di dua edisi terakhir. Kehadiran Gattuso, mantan pilar juara dunia 2006, memunculkan optimisme baru.
Diharapkan, Gattuso mampu menularkan mental juara kepada para pemain, dimulai dari laga kandang melawan Estonia pada Sabtu (6/9) dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa, sebelum menjamu Israel tiga hari kemudian.
"Kuncinya adalah kepercayaan diri. Itu yang terpenting," ungkap gelandang Nicolo Barella.
"Kami harus menemukan kembali kepercayaan diri, bermain, dan memberikan yang terbaik untuk tim nasional."
"Banyak hal tidak berjalan baik, terutama di akhir era Mancini dan Spalletti. Jadi, yang penting adalah kami harus bangkit."
"Pelatih Gattuso memberi kami kepercayaan diri dan ketenangan, membantu kami dalam pekerjaan. Kami harus membalasnya dengan performa terbaik di lapangan."