Sebuah terobosan besar dalam dunia ilmu antariksa! Ilmuwan Tiongkok, berkolaborasi dengan mitra internasional, berhasil mengungkap keberadaan inti dalam yang padat di planet Mars. Penemuan ini memberikan angin segar bagi pemahaman kita tentang struktur internal planet merah dan membuka tabir evolusi planet berbatu di tata surya, termasuk planet Bumi.
Hasil riset mutakhir ini mengungkap bahwa inti dalam Mars memiliki radius sekitar 600 kilometer. Ini adalah sebuah lompatan kuantum dalam eksplorasi luar angkasa!
Penelitian yang digawangi oleh dua profesor dari Universitas Sains dan Teknologi China (USTC) ini, Sun Daoyuan dan Mao Zhu, mengindikasikan bahwa inti dalam Mars kemungkinan besar tersusun dari paduan besi-nikel kristalin, diperkaya dengan elemen-elemen ringan. Detail lengkap temuan ini telah diterbitkan di jurnal Nature dengan judul "Seismic Detection of a 600-km Solid Inner Core in Mars."
Mars, planet terestrial yang paling menyerupai Bumi dalam aspek geologi dan lingkungan, selalu menjadi fokus utama dalam studi struktur interior dan evolusinya. Sun menekankan bahwa pemahaman mendalam tentang inti planet membutuhkan waktu dan inovasi teknologi.
Sebagai gambaran, manusia pertama kali menyimpulkan keberadaan inti dalam Bumi pada tahun 1936 berdasarkan analisis gelombang seismik. Namun, konfirmasi bahwa inti dalam Bumi benar-benar padat baru dipastikan pada tahun 1980-an, hampir setengah abad kemudian.
Perbedaan signifikan terletak pada ketersediaan data. Penelitian di Bumi relatif lebih cepat karena banyaknya data seismik. Di Mars, ilmuwan menghadapi tantangan besar karena data gempa Mars (marsquakes) baru tersedia pada tahun 2018, berkat instrumen seismometer yang dibawa oleh pendarat NASA InSight.
Sejak itu, lebih dari seribu gempa Mars telah direkam. Namun, kualitas data masih menjadi kendala, dengan sinyal seismik yang lemah dan gangguan yang melimpah, sehingga analisis struktur internal planet menjadi sulit.
Meskipun demikian, melalui proses yang teliti dan analisis data InSight, tim Sun dan Mao berhasil mengidentifikasi fase-fase seismik kunci yang menembus inti Mars. Perbedaan karakteristik gelombang ini menunjukkan bahwa inti planet memiliki struktur berlapis. Lapisan luar terdiri dari inti cair, sedangkan lapisan terdalam adalah inti padat yang mempercepat rambatan gelombang seismik.
Para peneliti memastikan bahwa inti dalam Mars memiliki radius sekitar 600 kilometer, atau sekitar seperlima dari total radius planet. Yang menarik, jika ukuran Mars diperbesar hingga seukuran Bumi, proporsi antara inti dalam dan inti luar Mars hampir identik dengan Bumi.
Analisis komposisi kimia juga mengungkap temuan penting. Selain besi dan nikel sebagai unsur utama, inti Mars diduga mengandung sejumlah besar unsur ringan, yaitu 12%-16% belerang, 6%-9% oksigen, serta hingga 3,8% karbon.
Kandungan unsur ringan yang tinggi ini memberikan informasi baru tentang sejarah magnetisme Mars. Pada masa awal pembentukannya, Mars memiliki aktivitas magnetik yang kuat, namun aktivitas tersebut meredup dan akhirnya hilang, berbeda dengan Bumi yang masih memiliki medan magnet global hingga saat ini.
Penemuan ini menjadi bukti pertama keberadaan inti dalam yang padat di planet selain Bumi. Riset ini menegaskan bahwa Mars mengalami diferensiasi inti dan mantel yang kompleks, serupa dengan Bumi. Kesimpulan ini tidak hanya memperkaya pengetahuan tentang Mars, tetapi juga membuka perspektif perbandingan evolusi geologi antarplanet dalam kategori planet berbatu.
Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan ilmuwan Tiongkok dalam riset lintas disiplin, menggabungkan geofisika, ilmu planet, dan analisis data seismik, serta meningkatkan reputasi Tiongkok dalam sains antariksa.