Australia Bergerak Menuju Indonesia: Apa Dampaknya?

Sebuah video viral di media sosial mengungkap fakta mencengangkan: Benua Australia bergeser 7 cm setiap tahunnya menuju Indonesia. Pergeseran ini, meski terkesan lambat, menyimpan potensi perubahan besar dalam jangka waktu jutaan tahun.

Pakar Geologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) membenarkan informasi ini. Pergerakan lempeng Australia adalah fenomena alamiah yang tak terhindarkan.

Dampak Jangka Panjang yang Perlu Diwaspadai

Dalam kurun waktu 50 juta tahun mendatang, Australia diperkirakan akan bertumbukan dengan Papua Nugini dan wilayah Indonesia Timur. Tabrakan ini berpotensi menciptakan pegunungan raksasa yang belum pernah ada sebelumnya.

Namun, dampak yang lebih segera terasa adalah peningkatan aktivitas seismik. Pertemuan lempeng Australia dan Eurasia akan membentuk zona subduksi, sumber gempa bumi besar atau megathrust. Hal ini meningkatkan risiko gempa bumi dan tsunami, terutama di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan yang berbatasan dengan Samudra Hindia.

Indonesia dalam Lingkaran Api (Ring of Fire)

Tabrakan lempeng ini juga memperkuat keberadaan Indonesia dalam jalur Ring of Fire, wilayah yang dikenal aktif dengan aktivitas vulkanik dan gempa bumi.

Perubahan Ekosistem yang Tak Terhindarkan

Pergeseran Australia juga membawa konsekuensi ekologis. Benua Kanguru ini memiliki ekosistem unik dengan spesies endemik seperti kanguru dan platipus. Bergeraknya Australia ke Asia berpotensi menyatukan ekosistemnya dengan ekosistem Asia yang sangat berbeda, menimbulkan dampak ekologis yang sulit diprediksi.

Mengapa Australia Terus Bergerak?

Pergerakan lempeng Australia adalah bagian dari dinamika bumi. Energi penggerak lempeng berasal dari arus konveksi mantel bumi. Selain itu, tumbukan antara Lempeng Australia dan Eurasia juga menjadi faktor utama.

Bagian kerak samudra Lempeng Australia menghujam ke bawah Pulau Jawa, menciptakan zona subduksi megathrust. Sementara itu, di wilayah Indonesia Timur, terjadi tabrakan langsung antara lempeng. Proses ini telah berlangsung lama dan akan terus berlanjut, mengubah wajah bumi kita secara perlahan namun pasti.

Scroll to Top