Wakil PM Inggris Mundur Akibat Skandal Pajak, Starmer Lakukan Reshuffle Kabinet

London – Pemerintah Inggris diguncang pengunduran diri Wakil Perdana Menteri (PM) Angela Rayner, yang mengakui kelalaian dalam pembayaran pajak properti. Pengunduran diri Rayner ini menjadi pukulan berat bagi PM Keir Starmer.

Rayner mengambil keputusan mundur setelah investigasi independen menyimpulkan bahwa dirinya mengabaikan peringatan terkait nasihat hukum yang diterimanya, dan karenanya melanggar aturan menteri. Rayner mengakui kesalahan dalam pembayaran pajak atas pembelian sebuah apartemen, dan menyalahkan saran yang "tidak akurat" sebagai penyebabnya.

Setelah laporan independen menyatakan dirinya melanggar aturan menteri, Rayner mengajukan pengunduran dirinya kepada PM Keir Starmer. Rayner menyebut temuan tersebut dan "dampaknya terhadap keluarga" sebagai alasan utama keputusannya meninggalkan jabatan Wakil PM Inggris.

Rayner, yang populer di kalangan anggota partai, dulunya dianggap sebagai salah satu kandidat kuat pengganti Starmer. Masa kecilnya dihabiskan di Stockport, pinggiran kota Manchester, dan tumbuh besar di salah satu kompleks perumahan sosial yang kurang mampu. Dalam surat pengunduran dirinya, ia menyatakan bahwa tantangan pemerintah "tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan tantangan menyediakan makanan". Sejak usia muda, ia bertanggung jawab merawat ibunya yang menderita bipolar dan depresi, sementara ayahnya sering tidak berada di rumah.

Starmer Lakukan Perombakan Kabinet

Menyusul pengunduran diri Rayner, PM Inggris Keir Starmer segera melakukan perombakan (reshuffle) kabinet. Starmer menunjuk seorang wakil PM baru, menteri luar negeri (menlu), dan menteri dalam negeri (mendagri) dalam perombakan besar-besaran ini.

David Lammy dipromosikan dari jabatan menlu menjadi wakil PM. Jabatan menlu kemudian diisi oleh Yvette Cooper yang sebelumnya menjabat mendagri. Posisi mendagri selanjutnya diemban oleh Shabana Mahmood, yang sebelumnya menjabat menteri kehakiman.

Starmer tidak dapat berbuat banyak untuk melindungi Rayner setelah penasihat independen Inggris memutuskan bahwa wakilnya itu telah melanggar kode menteri karena tidak membayar pajak yang seharusnya.

Rayner, 45 tahun, adalah menteri kedelapan, dan yang paling senior, yang meninggalkan tim Starmer. Pengunduran dirinya menjadi yang paling merusak setelah pemimpin Inggris itu memberikan dukungannya ketika Rayner pertama kali dituduh menghindari pajak sebesar 40.000 poundsterling (sekitar Rp 800 juta).

Rayner meminta maaf kepada Starmer dalam surat pengunduran dirinya. "Saya sangat menyesali keputusan saya untuk tidak mencari nasihat pajak spesialis tambahan," ujarnya.

Scroll to Top