Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sedang gencar melakukan transformasi menuju pembelajaran digital. Namun, upaya ini terhambat oleh keterbatasan infrastruktur di beberapa wilayah, terutama masalah ketersediaan listrik dan jaringan internet.
Kepala Dinas Pendidikan Kotim, Muhammad Irfansyah, menekankan bahwa dukungan sarana dan prasarana yang memadai sangat krusial untuk mewujudkan perubahan besar ini. Tanpa itu, Kotim berpotensi tertinggal dari daerah lain.
"Tantangan utama ada di kabupaten, yaitu menyiapkan infrastruktur, terutama listrik dan jaringan internet," ujarnya. Pihaknya telah berkoordinasi terkait kebutuhan listrik yang diperkirakan tidak terlalu besar. Kendala utama diperkirakan ada pada akses internet.
Solusi alternatif juga disiapkan, seperti sistem offline yang menyerupai penggunaan telepon pintar namun ditampilkan di layar besar.
Jenjang SD dan SMP di Kotim bahkan telah berpartisipasi dalam koordinasi dengan Kementerian melalui platform Zoom meeting terkait program pemberian TV edukasi di sekolah.
"Dengan fasilitas ini, penggunaan kapur atau spidol akan ditinggalkan. Semua akan beralih ke digital, menggunakan layar sentuh. Suka atau tidak suka, kita harus mengikuti perkembangan zaman," tegas Irfansyah.
Digitalisasi, menurutnya, bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga kesiapan tenaga pendidik dan lingkungan belajar.
"Kita adalah penerima kebijakan, tetapi kita harus siap di lapangan agar proses implementasi berjalan lancar. Inilah tantangan yang harus kita hadapi bersama dalam dunia pendidikan saat ini," pungkasnya.