Waspada Kanker Serviks: Kenali Gejala Awal dan Upaya Eliminasi di Indonesia

Kanker serviks menjadi momok menakutkan bagi kaum wanita di Indonesia. Penyakit ini menduduki peringkat kedua sebagai jenis kanker yang paling sering terjadi setelah kanker payudara. Data menunjukkan lebih dari 36.000 kasus baru muncul setiap tahunnya, namun sayangnya, sebagian besar terdeteksi saat sudah memasuki stadium lanjut.

Pemerintah serius dalam menanggulangi permasalahan ini dengan menggulirkan Rencana Aksi Nasional Eliminasi Kanker Serviks. Program ini berfokus pada tiga pilar utama:

  • Vaksinasi HPV: Pemberian vaksin Human papillomavirus (HPV) pada anak perempuan dan laki-laki berusia 15 tahun.
  • Skrining HPV DNA: Deteksi dini melalui skrining HPV DNA bagi perempuan berusia 39 tahun.
  • Penanganan Kanker Serviks Invasif: Pemberian penanganan medis sesuai standar bagi kasus kanker serviks invasif.

Vaksinasi HPV merupakan langkah krusial dalam pencegahan kanker serviks. Selain itu, deteksi dini melalui pemeriksaan berkala sangat penting untuk mengidentifikasi sel-sel abnormal pada leher rahim sebelum berkembang menjadi kanker.

Kanker serviks disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal pada jaringan leher rahim, dan hampir semua kasus berkaitan erat dengan infeksi HPV yang umumnya menular melalui hubungan seksual. Meskipun sebagian besar infeksi HPV dapat sembuh dengan sendirinya, infeksi yang menetap berisiko berkembang menjadi kanker.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat pada tahun 2022, terdapat sekitar 660.000 kasus baru kanker serviks di dunia, dengan 350.000 kematian akibat penyakit ini. Oleh karena itu, deteksi dan penanganan dini sangat penting untuk meningkatkan angka harapan hidup pasien. Jika ditangani sejak awal, peluang hidup pasien bisa mencapai 20 tahun ke depan.

Kenali Gejala Awal Kanker Serviks:

Mengenali gejala awal kanker serviks dapat meningkatkan peluang kesembuhan. Berikut gejala-gejala yang perlu diwaspadai:

  1. Keputihan Tidak Normal: Perhatikan perubahan pada keputihan, seperti perubahan warna menjadi kekuningan, kehijauan, atau keabu-abuan dengan bau tidak sedap dan rasa gatal.
  2. Kelelahan: Kelelahan berlebih yang tidak wajar bisa menjadi tanda anemia akibat pendarahan abnormal.
  3. Darah pada Urine: Munculnya darah dalam urine disertai rasa nyeri saat buang air kecil juga perlu diwaspadai.
  4. Nyeri Panggul atau Punggung Berkepanjangan: Nyeri yang berlangsung lama di area panggul atau punggung, terutama saat malam hari atau setelah berhubungan seksual.
  5. Pendarahan Vagina Tidak Biasa: Pendarahan di luar masa haid, setelah berhubungan seksual, atau haid yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya.

Dengan meningkatkan kesadaran akan gejala awal dan berpartisipasi dalam program pencegahan, kita dapat bersama-sama menekan angka kejadian kanker serviks di Indonesia.

Scroll to Top