Ketegangan AS-Korea Selatan Memanas Akibat Penahanan Massal Pekerja Korea di Pabrik Baterai

Jakarta, Indonesia – Hubungan antara Amerika Serikat dan Korea Selatan mengalami keretakan setelah ratusan orang, termasuk warga Korea Selatan yang diduga tidak memiliki dokumen resmi, ditahan oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri AS. Penangkapan ini terjadi dalam sebuah operasi penggerebekan di pabrik baterai Hyundai-LG yang tengah dibangun di Georgia, AS.

Pemerintah Korea Selatan melalui Kementerian Luar Negeri telah menyampaikan protes keras dan menuntut agar hak-hak investor serta warganya dihormati. Mereka menekankan bahwa aktivitas bisnis investor Korea dan hak-hak warga negara mereka tidak boleh dilanggar selama proses penegakan hukum di AS.

Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengonfirmasi bahwa 475 orang telah ditahan dalam operasi tersebut, dengan sebagian besar berasal dari Korea Selatan. Seorang juru bicara menjelaskan bahwa operasi ini adalah bagian dari investigasi yang lebih luas terkait praktik ketenagakerjaan di lokasi konstruksi.

Insiden ini menyoroti potensi dampak negatif dari kebijakan imigrasi yang lebih ketat, yang diterapkan sejak Presiden Donald Trump kembali berkuasa pada bulan Januari. Badan Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) kini memiliki pendanaan yang lebih besar dan keleluasaan untuk melakukan penggerebekan, bahkan penahanan terhadap non-kriminal juga mengalami peningkatan.

Perubahan pendekatan terhadap penggerebekan tempat kerja, yang didorong oleh pemerintahan Trump, dikhawatirkan akan merugikan industri yang sangat bergantung pada pekerja musiman dan pekerja tanpa dokumen resmi. Pabrik Hyundai-LG sendiri merupakan salah satu investasi asing terbesar di negara bagian Georgia.

Scroll to Top