Gudang Garam Didera Masalah, Kekayaan Pemilik Terkikis Ratusan Triliun Rupiah!

Raksasa industri rokok nasional, PT Gudang Garam Tbk (GGRM), tengah menghadapi masa sulit. Isu pemutusan hubungan kerja (PHK) menghantui, berimbas pada penurunan drastis kekayaan sang pemilik.

Penurunan kinerja ini sejalan dengan lesunya permintaan rokok. Maraknya peredaran rokok ilegal menjadi faktor utama penyebabnya. Rokok tanpa cukai ini menawarkan harga yang jauh lebih murah, bahkan dibandingkan rokok linting.

Gudang Garam bahkan sampai menghentikan pembelian tembakau dari Temanggung karena penjualan rokok yang merosot tajam, mengakibatkan penurunan omzet dan penumpukan stok tembakau di pabrik.

Kondisi ini tercermin jelas dalam laporan keuangan semester I 2025. Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk anjlok 87,3% menjadi hanya Rp 117,1 miliar, dibandingkan dengan Rp 925,5 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pendapatan perusahaan juga mengalami penurunan signifikan, turun 11,4% menjadi Rp 44,3 triliun dari Rp 50,01 triliun. Tren penurunan laba bersih Gudang Garam bahkan telah berlangsung selama 10 tahun terakhir.

Akibatnya, harga saham GGRM juga terpukul. Sepanjang tahun ini, saham GGRM telah merosot 33,71%, dan dalam lima tahun terakhir anjlok hingga 81,18% ke level Rp8.800 per saham (data per Jumat, 4 September 2025).

Kinerja keuangan Gudang Garam yang kurang memuaskan ini berdampak langsung pada nilai kekayaan Susilo Wonowidjojo, pemilik Gudang Garam.

Menurut Forbes 2024, kekayaan keluarga Susilo tercatat sekitar US$2,9 miliar atau setara dengan Rp 47,4 triliun. Susilo memegang 1.709.685 lembar saham, setara dengan 0,09% dari total kepemilikan saham Gudang Garam. Meskipun kecil secara proporsi, posisinya sebagai Presiden Direktur sangat krusial dalam struktur kepemilikan.

Kekayaan Susilo Wonowidjojo terus menyusut seiring dengan performa keuangan perusahaan. Sempat mengalami kenaikan antara tahun 2014 hingga 2018, sejalan dengan peningkatan laba bersih Gudang Garam, namun sejak 2019, kekayaannya terus terkikis.

Sejak 2018, ketika kekayaannya mencapai US$9,2 miliar, hingga kini menjadi US$2,9 miliar, Susilo Wonowidjojo telah kehilangan 68,5% kekayaannya, atau setara dengan US$6,3 miliar dalam enam tahun terakhir, yang jika dirupiahkan mencapai Rp103,41 triliun.

Disclaimer: Artikel ini bersifat informatif dan bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.

Scroll to Top