Artis sekaligus anggota DPR RI, Rieke Diah Pitaloka, dengan tegas menyatakan bahwa aksi penjarahan tidak dapat dibenarkan, sekalipun korbannya adalah sesama anggota dewan. Pernyataan ini dilontarkan Rieke saat menjadi bintang tamu dalam sebuah podcast.
Menurut Rieke, setiap wakil rakyat memiliki tanggung jawab moral, tidak hanya kepada masyarakat yang memilihnya, tetapi juga kepada Tuhan. Tindakan kekerasan dan penjarahan jelas bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa.
"Kita sering menggembar-gemborkan negara ini berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, tapi di sisi lain menormalisasi tindakan yang tidak mencerminkan nilai tersebut," ujarnya.
Rieke menyoroti kasus penjarahan yang menimpa rumah Uya Kuya. Ia mengakui bahwa Uya mungkin perlu memperbaiki cara berkomunikasi, namun aksi massa tetap tidak dapat diterima.
"Jangan sampai karena dugaan penyimpangan anggaran, lalu ada kesalahan gestur atau komunikasi dari Uya, terjadi penjarahan dan dianggap wajar. Dia baru 10 bulan di DPR, dan rumah itu bukan hasil korupsi," tegasnya.
Rieke mengaku kehilangan sosok Uya yang kini dinonaktifkan dari DPR. Ia menilai Uya bekerja dengan sungguh-sungguh di Komisi IX, terutama dalam mengadvokasi kasus perdagangan orang dan isu kesehatan.
Selain Uya, Rieke juga memberikan pandangannya tentang Eko Patrio yang juga dinonaktifkan.
"Mas Eko itu orangnya tulus, meski kadang konyol," kata Rieke.
Ia menceritakan bagaimana Eko Patrio membantu memperjuangkan kasus tanah milik Mat Solar hingga membongkar mafia pangan, mafia timah, dan membuka ruang pembahasan kasus besar seperti Pertamina.
"Mas Eko selalu memberikan ruang bagi kami untuk membahas kasus-kasus besar, termasuk Pertamina. Dia tidak pernah membatasi kami untuk berbicara dalam persidangan," tambahnya.
Rieke menekankan bahwa setiap orang memiliki sisi positif dan negatif, sehingga tidak adil jika hanya melihat dari satu sisi.
"Tidak bisa kita pukul rata. Sementara ada kasus-kasus korupsi besar lainnya, saya juga tidak menyuruh orang untuk menjarah rumahnya," ujarnya.
Di akhir pembicaraan, Rieke menyampaikan apresiasi atas kritik publik dan menyampaikan duka mendalam atas korban yang jatuh dalam aksi demonstrasi.
Ia mengutip pidato Presiden Tiongkok Xi Jinping, lalu menambahkan pesannya sendiri: "Bangsa yang besar tidak bisa diintimidasi oleh pihak luar, tapi juga bangsa yang tidak mengintimidasi rakyatnya sendiri."
Uya Kuya Minta Foto Pernikahan Dikembalikan
Uya Kuya hingga kini masih mencari tahu barang-barang yang hilang setelah rumahnya dijarah pada 30 Agustus 2025 lalu. Salah satu yang ia sesalkan adalah hilangnya foto-foto pernikahannya.