Pabrik Gula Gondang Winangoen: Dari Teror Film Horor Hingga Wisata Edukatif Bersejarah

Pabrik Gula Gondang Winangoen kembali menjadi perbincangan hangat setelah menjadi lokasi syuting film horor "Pabrik Gula" karya Awi Suryadi, yang mulai tayang pada 31 Maret 2025. Film ini mengisahkan teror makhluk misterius yang menewaskan seorang pekerja pabrik. Namun, pesona pabrik ini tak hanya sebatas film horor, melainkan juga sejarah panjangnya sejak era kolonial Belanda.

Berdiri sejak tahun 1860 oleh perusahaan swasta asal Den Haag bernama Klatensche Cultuur Maatschappij, pabrik yang terletak di Desa Plawikan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ini dahulu mengelola berbagai perkebunan dan industri gula di Pulau Jawa. Beberapa di antaranya adalah Sugar Estate Poendoeng di Yogyakarta, Sugar Estate Mojo Sragen, dan Sugar Estate Tanjong Modjo di Kudus.

Di masa kejayaannya, Pabrik Gula Gondang Winangoen menjadi salah satu produsen gula terbesar di Jawa, bahkan turut andil menjadikan Jawa sebagai pesaing Kuba dalam produksi gula dunia pada abad ke-18. Pada tahun 1927, Klaten menjadi pusat produksi gula dengan delapan pabrik yang aktif, di mana Gondang Winangoen menjadi yang terdepan berkat fasilitas lengkap dan sistem kerja yang efisien.

Pabrik ini dilengkapi dengan gedung produksi utama, garasi, rumah administratur, perumahan pegawai, kantor, gudang ampas, hingga timbangan tebu. Lokasinya yang berada di lereng Gunung Merapi menjadikannya ideal untuk budidaya tebu. Selama musim panen, pabrik beroperasi 24 jam tanpa henti.

Meskipun sempat mengalami kesulitan akibat krisis ekonomi global tahun 1930-an, produksi gula kembali bangkit pada tahun 1935-1942 di bawah kepemimpinan Boerman dan MF Bremmers. Setelah masa pendudukan Jepang, pabrik ini dinasionalisasi dan dimasukkan ke dalam Badan Penyelenggara Perusahaan Gula Negara (BPPGN), kemudian berganti nama menjadi Pabrik Gula Gondang Baru pada era 1960-an. Sayangnya, pabrik ini berhenti beroperasi pada tahun 2017.

Transformasi Menjadi Wisata Edukatif

Sejak tahun 2009, pemerintah mengubah kawasan bekas pabrik ini menjadi destinasi wisata edukatif. Pengunjung dapat menjelajahi area pabrik sambil merasakan suasana kolonial yang masih terjaga.

Salah satu daya tarik utamanya adalah Museum Gula, yang didirikan pada 11 September 1982 atas inisiatif Gubernur Jawa Tengah saat itu, Soepardjo Rustam. Museum ini memamerkan koleksi mesin uap kuno dan peralatan produksi gula sejak abad ke-19, termasuk mesin B Laha Ye & Brissoneant buatan Prancis tahun 1884.

Selain museum, terdapat pula wahana bermain keluarga bernama The Gondang Park, yang menawarkan kolam renang anak dan dewasa, water slide, highrope, flying fox, hingga rumah hantu Ghost Hunter yang populer di kalangan pengunjung.

Kini, Gondang Winangoen bukan hanya sekadar warisan sejarah, tetapi juga destinasi wisata yang menarik bagi keluarga dan penggemar horor. Perpaduan antara nilai sejarah, hiburan modern, dan popularitasnya melalui film layar lebar menjadikan pabrik gula ini semakin istimewa.

Scroll to Top