Serangan Drone Skala Besar Rusia Membakar Gedung Pemerintah di Kyiv

Kyiv – Serangan udara dahsyat menghantam Ukraina tadi malam, dengan Rusia meluncurkan 805 pesawat tanpa awak. Insiden ini menyebabkan kebakaran hebat di sebuah gedung pemerintahan di ibu kota, Kyiv.

Kobaran api melahap atap gedung kabinet menteri Ukraina yang terletak strategis di pusat kota Kyiv. Layanan darurat melaporkan kerusakan signifikan pada beberapa gedung tinggi di sekitar ibu kota akibat serangan drone tersebut.

Asap tebal membubung dari atap gedung yang terbakar. Helikopter terlihat berupaya memadamkan api dengan menjatuhkan muatan air. Area di sekitar gedung ditutup oleh pihak kepolisian, sementara tim layanan darurat bergegas menuju lokasi kejadian.

"Atap dan lantai atas gedung mengalami kerusakan akibat serangan musuh. Tim penyelamat sedang berjuang memadamkan api," ujar Perdana Menteri Yulia Svyrydenko melalui platform Telegram. Svyrydenko menekankan komitmen untuk memulihkan bangunan yang rusak, namun dengan nada sedih menyebutkan bahwa nyawa yang hilang tidak dapat dikembalikan. "Musuh terus meneror dan membunuh rakyat kita setiap hari di seluruh negeri," tambahnya.

Serangan Rusia juga menghantam sebuah gedung hunian bertingkat sembilan di wilayah barat Kyiv. Tragedi ini merenggut nyawa seorang ibu dan putranya yang baru berusia dua bulan. Lebih dari selusin orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka, menurut keterangan pihak kepolisian.

Angkatan Udara Ukraina mencatat bahwa Rusia meluncurkan setidaknya 805 pesawat tanpa awak dan 13 rudal dalam serangan yang berlangsung dari Sabtu malam hingga Minggu dini hari. Mereka menggambarkan serangan ini sebagai yang terbesar selama konflik berlangsung.

"Unit-unit Angkatan Udara mendeteksi dan melacak 818 kendaraan serang udara," tulis Angkatan Udara di Telegram. Pertahanan udara berhasil menembak jatuh atau menetralisir 747 drone dan empat rudal.

Serangan ini terjadi setelah sekitar 26 negara Eropa berjanji untuk mengerahkan ‘pasukan penenang’ jika tercapai kesepakatan mengakhiri perang. Ukraina menekankan pentingnya jaminan keamanan yang didukung oleh negara-negara Barat sebagai bagian krusial dari setiap perjanjian damai untuk mencegah invasi Rusia di masa depan.

Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa kehadiran pasukan Barat di Ukraina tidak dapat diterima dan akan menjadi target yang "sah".

Scroll to Top