Terungkap: Keterlibatan Operasi Intelijen dalam Pembunuhan Munir, Pengakuan Mantan Orang Dalam BIN

Kasus pembunuhan aktivis HAM, Munir Said Thalib, kembali mencuat dengan adanya kesaksian mengejutkan dari mantan petinggi Badan Intelijen Negara (BIN). Sosok Budi Santoso, seorang mantan pejabat tinggi BIN, mengungkap adanya indikasi kuat keterlibatan operasi intelijen dan aliran dana dalam kematian Munir.

Munir meninggal dunia pada 7 September 2004, setelah diracun arsenik dalam penerbangan menuju Belanda. Nama Budi Santoso, saat itu menjabat sebagai Direktur Perencanaan dan Pengendalian Operasi (Direktur V.1) BIN, muncul dalam pusaran kasus ini, terkait dengan eks Deputi V BIN, Muchdi Pr, dan pilot Garuda Indonesia, Pollycarpus Budihari Priyanto.

Dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tahun 2007, Budi mengungkapkan bahwa kematian Munir diduga kuat merupakan hasil kegiatan intelijen. Meski demikian, ia menegaskan bahwa direktorat yang dipimpinnya tidak terlibat langsung dalam operasi tersebut. Budi juga menyatakan bahwa Munir sebenarnya tidak perlu menjadi target operasi, namun ada pihak-pihak yang merasa terancam dengan aktivitas yang dilakukan Munir.

Kasus Munir, bersama dengan catatan kelam lainnya dalam sejarah Indonesia, menjadi pengingat akan pentingnya penegakan hukum dan keadilan.

Scroll to Top