PONOROGO, MEMORANDUM.CO.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ponorogo baru-baru ini mengungkapkan temuan yang mengkhawatirkan: sejumlah anggota komunitas Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di wilayah tersebut terinfeksi Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).
Temuan ini berasal dari kegiatan screening yang dilakukan Dinkes Ponorogo selama bulan Agustus 2025, yang melibatkan 7.829 orang.
"Dari ribuan orang yang kami skrining, 114 di antaranya positif HIV. Dari jumlah tersebut, 13 orang adalah Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL)," ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Ponorogo, Anik Setiyarini.
Yang lebih memprihatinkan, penelusuran Dinkes Ponorogo menemukan bahwa mahasiswa dan pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat juga terlibat dalam komunitas ini.
"Banyak laki-laki yang menyukai sesama jenis kini bersembunyi. Ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga pada mahasiswa, bahkan siswa SMA. Kemungkinan, komunitas ini terhubung dengan daerah lain, namun ada beberapa anggotanya yang berada di sini," jelasnya.
Dinkes Ponorogo berencana memberikan bimbingan konseling kejiwaan kepada para anggota LGBT yang terkonfirmasi positif Human Immunodeficiency Virus (HIV). "Pendekatan kami tidak hanya fokus pada HIV, tetapi juga pada masalah kejiwaan," imbuhnya.
Data Dinkes Ponorogo juga menunjukkan kelompok lain yang teridentifikasi positif AIDS, di antaranya pekerja seks komersial (PSK) sebanyak 23 orang, penderita tuberkulosis 10 orang, ibu menyusui 1 orang, ibu hamil 2 orang, pelanggan seks 25 orang, orang dengan risiko tinggi (risti) 6 orang, pasangan ODHIV 4 orang, anak dari ibu ODHIV 2 orang, warga binaan permasyarakatan (WBP) 1 orang, calon pengantin (catin) 5 orang, dan populasi umum 5 orang.