Pasar modal Indonesia siap bergegas kembali setelah rehat panjang selama tiga hari. Para investor pun mulai menyusun strategi, membidik saham-saham berpotensi cuan untuk mengarungi pekan perdagangan mendatang.
Sorotan utama tertuju pada komoditas emas global (XAU) yang terus mencetak rekor tertinggi baru. Pada perdagangan terakhir, harga emas melesat 1,16% dan mencapai level puncak sepanjang sejarah di US$3.586,36. Lonjakan ini menjadikan emas sebagai primadona investasi dengan kenaikan mencapai 36,69% sepanjang tahun ini.
Kenaikan harga emas global ini secara langsung mendongkrak performa saham-saham perusahaan emas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tren positif ini membuka peluang emas bagi para investor yang ingin memanfaatkan momentum kenaikan harga emas.
Hasil penelusuran menunjukkan bahwa beberapa saham emas kini berada dalam fase strong bullish, memberikan sinyal kuat untuk aksi beli. Investor disarankan untuk mempertimbangkan saham-saham ini dalam portofolio mereka, dengan tetap memperhatikan risiko yang ada.
Kenaikan harga emas dipicu oleh rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah dari perkiraan. Kondisi ini memperkuat ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) pada akhir bulan ini.
Selain itu, emas juga diuntungkan oleh meningkatnya permintaan sebagai aset safe haven, terutama di tengah kekhawatiran atas lonjakan utang pemerintah di negara-negara maju. Ketidakpastian terkait gugatan hukum terhadap tarif impor AS dan independensi The Fed turut mendorong investor mencari perlindungan pada emas.
Sinyal pelonggaran kebijakan moneter dari The Fed semakin menguat setelah laporan penggajian non-pertanian AS menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja yang lesu. Angka pengangguran dan lowongan pekerjaan juga menunjukkan tren penurunan, mengindikasikan pasar tenaga kerja yang mulai mendingin.
Saat ini, pasar memperkirakan peluang hampir 100% The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan yang akan datang.
Disclaimer: Artikel ini berisi analisis dan pandangan yang bersifat informatif dan bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual aset investasi tertentu. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca. Penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul akibat keputusan investasi yang diambil berdasarkan informasi dalam artikel ini.