Pekan ini, harga emas dunia menyajikan drama yang menegangkan. Setelah sempat mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah, logam mulia ini justru mengalami koreksi tajam akibat sentimen baru terkait hubungan perdagangan AS-China.
Pada hari Jumat (25 April 2025), harga emas spot ditutup pada US$ 3.318,2 per troy ounce, turun 0,9% dalam sehari dan mencapai level terendah dalam satu minggu terakhir. Secara keseluruhan, emas mengalami penurunan tipis sebesar 0,28% sepanjang pekan ini, mengakhiri tren kenaikan yang sempat mencetak lonjakan hampir 10% dalam dua minggu sebelumnya.
Sebelumnya, harga emas sempat mencapai rekor tertinggi di US$ 3.500 per troy ounce pada awal pekan, dipicu oleh ketegangan perdagangan dan pembelian agresif dari bank sentral. Namun, puncak tersebut justru menjadi titik balik. Dalam beberapa hari, harga anjlok ke US$ 3.260 sebelum akhirnya stabil.
Pergerakan harga emas ini mencerminkan betapa sensitifnya pasar terhadap berita spekulatif. Pemicu utamanya adalah pernyataan mengejutkan dari Presiden AS yang mengklaim adanya "pembicaraan langsung" dengan Presiden China, diikuti oleh rumor bahwa China siap melonggarkan tarif terhadap beberapa produk AS.
Namun, tak lama kemudian, China membantah kabar tersebut. Ketidaksesuaian ini memicu aksi ambil untung di pasar emas, memperburuk volatilitas dan membuka ruang untuk koreksi.
Harapan Palsu: Damai Dagang Hanya Ilusi?
Fenomena "harapan palsu" ini menjadi sinyal peringatan serius. Pasar emas sempat menguat hingga di atas US$3.500 karena euforia, namun tanpa konfirmasi konkret, reli tersebut terbukti rapuh. Meskipun terjadi pelemahan, aksi beli bank sentral global tetap kuat sehingga prospek jangka panjang emas tetap positif.
Laporan menunjukkan bahwa emas hanya mengalami penurunan dalam tiga pekan sepanjang tahun 2025, dengan akumulasi kenaikan lebih dari 25% secara year-to-date. Namun, penguatan indeks dolar ke level tertinggi dalam lima hari, yaitu 99,59, menambah tekanan pada emas karena membuat logam mulia ini lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang selain dolar.
Faktor Fundamental & Data Penting Pekan Depan
Pekan depan, arah harga emas akan ditentukan oleh kombinasi faktor:
- Rilis data GDP AS kuartal I-2025
- Data manufaktur ISM dan PMI China
- Laporan ketenagakerjaan AS untuk bulan April
Ketiga data tersebut berpotensi mengubah ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter global, terutama arah suku bunga The Federal Reserve (The Fed), yang menjadi penentu utama bagi pergerakan emas di masa depan.
Secara teknikal, support kuat emas berada di kisaran US$3.245-US$3.283, area yang sempat menjadi zona rebound kuat minggu ini. Jika area ini ditembus, risiko koreksi lanjutan ke US$3.167 terbuka. Sementara itu, untuk kembali ke tren bullish jangka pendek, harga perlu menembus kembali pivot point US$3.335 dan resistance US$3.381.
Dengan tensi geopolitik yang bisa berubah arah sewaktu-waktu, emas tetap menjadi aset safe haven utama, namun reli lebih lanjut hanya bisa berkelanjutan jika didukung oleh fundamental yang kuat.