Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan program ambisius untuk memperkuat deteksi dini kanker paru, mengingat penyakit ini merupakan salah satu penyebab utama kematian akibat kanker di tanah air. Penegasan ini disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat membuka forum internasional tentang bedah jantung anak dan bedah toraks, kardiak, serta vaskular di Bali.
Kanker paru menjadi prioritas utama dalam pengembangan infrastruktur kesehatan. Menurut Menkes Budi, fokus utama bukanlah pada pengobatan, melainkan pada deteksi dini. Dengan identifikasi sejak stadium awal, peluang kesembuhan pasien akan meningkat secara signifikan.
Deteksi dini memungkinkan terapi yang lebih sederhana seperti operasi, ketimbang kemoterapi atau radioterapi pada stadium lanjut. Oleh karena itu, peningkatan fasilitas skrining menjadi kunci untuk mendiagnosis pasien lebih awal dan memberikan penanganan yang lebih cepat.
Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi Kementerian Kesehatan untuk menekan angka kematian akibat penyakit tidak menular, terutama penyakit jantung dan kanker.
Sebagai langkah konkret, pemerintah sedang mendistribusikan alat CT Scan dosis rendah ke seluruh kota di Indonesia. Teknologi ini memungkinkan fasilitas kesehatan untuk melakukan skrining kanker paru secara efektif dan merata.
Selain itu, 514 laboratorium imunohistokimia juga disiapkan di berbagai kota untuk mendukung diagnosis yang lebih akurat.
Di tingkat provinsi, laboratorium patologi anatomi berbasis teknologi Next Generation Sequencing (NGS) akan dikembangkan. Hal ini bertujuan untuk mempercepat diagnosis kanker dan memungkinkan terapi yang lebih tepat sasaran.