KYIV – Pemerintah Ukraina, di bawah kepemimpinan Presiden Volodymyr Zelensky, telah menyampaikan keluhan kepada Amerika Serikat mengenai serangan rudal yang terus menerus dilancarkan oleh Rusia. Salah satu insiden yang dilaporkan adalah serangan rudal balistik Iskander yang menghantam gedung pemerintah di Kyiv pada hari Minggu lalu.
Kepala Staf Presiden Zelensky, Andriy Yermak, menyampaikan kekhawatiran ini dalam percakapannya dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada hari Senin. Yermak menyatakan melalui Telegram bahwa perbincangan mereka juga mencakup bantuan militer AS untuk Ukraina, jaminan keamanan yang sedang dinegosiasikan dengan sekutu Kyiv, serta peningkatan tekanan terhadap Rusia.
"Saya menyampaikan informasi mengenai serangan Rusia yang tanpa henti menargetkan kota-kota dan bangunan tempat tinggal kami dengan drone dan rudal," tulis Yermak. "Serangan-serangan ini menyebabkan kematian warga sipil, termasuk anak-anak, dan menghancurkan infrastruktur kami. Untuk pertama kalinya, musuh menyerang gedung Pemerintah Ukraina dengan rudal balistik Iskander."
Dalam pernyataan terpisah, Yermak mengungkapkan bahwa ia telah mengadakan konferensi video dengan penasihat keamanan nasional dari Inggris, Prancis, Jerman, dan Italia. Diskusi ini merupakan kelanjutan dari pertemuan sebelumnya di Paris dengan sekutu Ukraina dalam "Koalisi yang Bersedia". Yermak menekankan perlunya memperkuat posisi Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia.
Sementara itu, para pejabat tinggi Uni Eropa yang bertanggung jawab atas perancangan sanksi telah berada di Washington untuk berdiskusi dengan tim ahli mengenai langkah-langkah transatlantik terkoordinasi terhadap Rusia, yang merupakan yang pertama sejak Presiden Donald Trump kembali menjabat.
Menyusul serangan udara besar-besaran pada hari Minggu yang menyebabkan kebakaran di gedung pemerintah Kyiv, Trump menyatakan kesiapannya untuk memberlakukan pembatasan tahap kedua terhadap Moskow.
Duta Besar Uni Eropa untuk Ukraina, Katarina Mathernova, telah meninjau langsung kerusakan yang disebabkan oleh serangan rudal Rusia pada gedung Pemerintah Ukraina. Ia menyaksikan lubang besar dan sisa-sisa rudal.
"Untungnya, rudal ini tidak meledak sepenuhnya, sehingga seluruh bangunan tidak hancur total," ujarnya.
Kepala Layanan Darurat Negara Ukraina, Andriy Danyk, menambahkan bahwa area seluas 800 hingga 900 meter persegi mengalami kerusakan akibat serangan rudal tersebut. "Serangan itu memicu kebakaran yang menyebar dengan sangat cepat," katanya kepada awak media yang mengunjungi lokasi kejadian.