Jakarta – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengecam keras serangan Israel terhadap Qatar. Aksi militer ini dinilai menghancurkan harapan perdamaian yang tengah diupayakan AS di Jalur Gaza.
Pemboman Doha, ibukota Qatar, oleh Israel pada Selasa (9/9) memicu reaksi cepat dari Trump. Ia menegaskan bahwa tindakan sepihak ini tidak sejalan dengan kepentingan Israel maupun Amerika. Qatar, menurut Trump, adalah sekutu penting yang telah bekerja keras dan berani mengambil risiko bersama AS dalam mediasi perdamaian.
Trump menyatakan telah berupaya menghentikan serangan tersebut, namun usahanya sia-sia. Ia menyalahkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, atas keputusan yang dianggapnya gegabah ini. Trump menekankan bahwa Qatar adalah sekutu kuat dan sahabat AS, serta mengungkapkan keprihatinannya atas lokasi serangan di Doha. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa tujuan untuk melenyapkan Hamas adalah tujuan yang pantas diperjuangkan.
Lebih lanjut, Trump mengklaim telah memperingatkan Qatar mengenai rencana serangan Israel. Namun, peringatan tersebut datang terlambat untuk mencegah terjadinya serangan. "Saya segera memerintahkan Utusan Khusus Steve Witkoff untuk menginformasikan ke Qatar soal serangan yang akan datang. Namun sayangnya, mereka terlambat menghentikan serangan itu," ungkap Trump.
Pernyataan Trump ini dibantah oleh Pemerintah Qatar. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, menyatakan bahwa panggilan dari pejabat Amerika diterima bersamaan dengan suara ledakan akibat serangan Israel di Doha.