Prospek Saham DATA: Melonjak Tinggi Lalu Disuspensi, Masih Menarik?

Saham DATA sempat mencuri perhatian dengan kenaikan fantastis 295% dalam dua bulan terakhir, sebelum akhirnya dihentikan sementara perdagangannya oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Lantas, apa yang membuat saham emiten penyedia layanan internet ini begitu menarik, dan bagaimana prospeknya ke depan?

Ekspansi Agresif dan Target Ambisius

Setelah diakuisisi oleh Grup Protelindo, DATA bergerak cepat dengan menggandeng tujuh mitra strategis untuk memperkuat infrastruktur telekomunikasi. Kerja sama ini bertujuan untuk mendukung target ambisius perusahaan, yaitu menjangkau 5,4 juta rumah (home pass) dan mengkonversi 1 juta di antaranya menjadi pelanggan berbayar (home connect) pada tahun 2026. Investasi yang digelontorkan untuk mencapai target ini mencapai Rp1 triliun.

DATA mengandalkan skema bisnis internet prabayar (pre-paid) yang menyasar segmen menengah ke bawah (C-D). Model ini memungkinkan pelanggan untuk berlangganan internet sesuai kebutuhan, bahkan harian, yang dinilai cocok dengan karakteristik pendapatan yang tidak tetap di segmen tersebut.

Peluang dan Tantangan

Inovasi internet prabayar untuk rumah tangga menjadi daya tarik utama DATA. Kolaborasi dengan Grup Protelindo juga memberikan keunggulan dalam penetrasi pasar. Jika rencana berjalan lancar, pertumbuhan bisnis DATA dalam 1-3 tahun ke depan berpotensi sangat menarik. Selain itu, biaya per home pass DATA lebih rendah dibandingkan kompetitor, yaitu sekitar Rp700.000.

Namun, tantangan juga menghadang. Segmen C-D sangat sensitif terhadap harga. Jika muncul pesaing yang menawarkan harga lebih murah, DATA berpotensi menghadapi perang harga yang dapat mengganggu pertumbuhan bisnis. Meskipun DATA memilih untuk tidak ikut serta dalam perang harga demi menjaga margin, tetap ada risiko terdisrupsi.

Valuasi dan Rekomendasi

Secara fundamental, prospek DATA menarik, tetapi valuasi saham saat ini tergolong mahal. Disarankan untuk masuk secara bertahap, menunggu harga yang lebih atraktif di area Rp3.500 per saham. Strategi ini memungkinkan investor untuk menangkap peluang konsolidasi harga yang lebih menarik setelah suspensi dicabut dan saham kembali diperdagangkan.

Kinerja Keuangan

Hingga kuartal I/2025, DATA mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 10,26% menjadi Rp86 miliar, namun laba bersih turun 6,67% menjadi Rp14 miliar. Penurunan laba bersih disebabkan oleh penyusutan akibat kenaikan inventaris untuk ekspansi jaringan dan kenaikan biaya tenaga kerja.

Dengan target 1 juta pelanggan berbayar dan asumsi tarif terendah Rp100.000 per bulan, DATA berpotensi meraih pendapatan Rp1,2 triliun per tahun. Dengan asumsi net profit margin 20%, laba bersih berpotensi mencapai Rp240 miliar.

Kesimpulan

Saham DATA menawarkan peluang investasi yang menarik dengan potensi pertumbuhan yang signifikan. Namun, investor perlu mempertimbangkan tantangan yang ada dan memperhatikan valuasi saham sebelum mengambil keputusan investasi.

Scroll to Top