Serangan Israel terhadap tokoh-tokoh Hamas di Qatar memicu ketegangan baru dengan Amerika Serikat. Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menegaskan bahwa Israel tidak selalu bertindak sesuai kepentingan AS. Pernyataan ini muncul setelah Presiden Donald Trump secara terbuka mengecam serangan Israel di wilayah yang merupakan sekutu dekat AS tersebut.
Gedung Putih menyatakan bahwa Trump tidak setuju dengan tindakan militer Israel di Qatar. Menanggapi hal ini, Danon menjelaskan bahwa Israel berkoordinasi dengan AS dan menghargai dukungan mereka, namun terkadang membuat keputusan sendiri. "Kami tidak selalu bertindak demi kepentingan Amerika Serikat," ujarnya.
Danon menekankan bahwa serangan tersebut bukan ditujukan kepada Qatar, melainkan kepada organisasi Hamas. Ia menambahkan bahwa Israel tidak menentang Qatar atau negara Arab manapun, melainkan organisasi teroris. Israel masih menunggu hasil dari operasi tersebut dan menilai bahwa keputusan untuk menyerang adalah tepat.
Menurut laporan, serangan udara Israel di Doha, Qatar, menyebabkan sedikitnya enam orang tewas, termasuk putra dari seorang negosiator utama Hamas. Hamas mengklaim bahwa para pemimpin senior mereka selamat dari serangan tersebut.
Pemerintah Qatar mengecam keras serangan Israel, menyebutnya sebagai tindakan yang menargetkan rumah anggota biro politik Hamas yang tinggal di negara tersebut. Kementerian Dalam Negeri Qatar melaporkan bahwa seorang anggota pasukan keamanan internalnya tewas dan beberapa lainnya luka-luka dalam serangan tersebut.