Jakarta – Israel diduga kuat melancarkan serangan udara ke wilayah West Lagoon Bay, Doha, Qatar, pada Selasa (9/9). Serangan ini dikabarkan melibatkan 15 jet tempur dan setidaknya 10 rudal.
Laporan dari media Israel mengindikasikan bahwa Tel Aviv menargetkan Hamas dalam serangan tersebut. Militer Israel mengklaim serangan itu berhasil dilakukan dengan tingkat akurasi tinggi menggunakan jet tempur dan rudal jarak jauh.
Menurut pengamat, Israel memiliki jaringan intelijen yang kuat di Timur Tengah, memungkinkan mereka untuk secara akurat menargetkan lokasi para pemimpin Hamas. Diduga, jet tempur siluman F-35 (Adir) yang telah dimodifikasi, bersama dengan jet Ra’am (F-15I) yang juga dimodifikasi untuk perlindungan udara, digunakan dalam operasi ini.
Jet Adir F-35 memiliki kemampuan terbang jarak jauh, mencapai sekitar 2.200 kilometer, dan rudal yang digunakan dapat diluncurkan dari jarak jauh dengan panduan intelijen dari darat. Spekulasi berkembang bahwa jet-jet tersebut mungkin terbang di wilayah udara Arab Saudi atau Yordania untuk mengunci target di Doha.
Meskipun F-35 adalah jet siluman, keberadaannya mungkin tidak terdeteksi oleh radar, atau mungkin diabaikan oleh negara-negara yang bersangkutan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa serangan itu ditujukan untuk menghancurkan markas Hamas di Doha.
Serangan ini telah memicu kecaman luas dari berbagai negara. Presiden Amerika Serikat bahkan memperingatkan Israel tentang konsekuensi serius dari tindakan tersebut.
Dewan Keamanan PBB telah menjadwalkan rapat darurat untuk membahas serangan Israel ke Doha, Qatar.