Sensasi Kuliner Pinkan Mambo: Dari Pisang Goreng Warung ke Harga Sultan

Pinkan Mambo, kembali menjadi buah bibir. Bukan lagi karena lagu, melainkan bisnis kulinernya yang kontroversial. Strategi harga premiumnya mengundang reaksi beragam, memicu diskusi panas di jagat maya.

Mulai dari donat hingga masakan rumahan, produk Pinkan selalu berhasil menciptakan perdebatan. Namun, bagaimana sebenarnya jejaknya di dunia kuliner dimulai?

Awal Mula di Dunia Rasa

Sebelum dikenal dengan harga selangit, Pinkan memulai usaha kulinernya dari bawah. Pada tahun 2020, di tengah sepinya tawaran manggung, ia menjajakan pisang goreng dari warung ke warung.

"Dulu jual pisang goreng keliling, naik motor sama anak biar nggak ketahuan," ujarnya mengenang masa lalu. Saat itu, harga pisang gorengnya hanya Rp 5.000 per buah.

Pinkan juga pernah merambah jasa katering, menawarkan menu bervariasi, dari masakan khas Indonesia hingga hidangan internasional.

Donat Cair Rp 200.000: Kontroversi Dimulai

Nama Pinkan kembali mencuat di tahun 2025 dengan produk "donat cair" seharga Rp 200.000 per kotak. Dengan berbagai pilihan rasa, ia mengklaim donatnya sebagai yang terbaik di dunia.

Bahkan, ia menawarkan layanan "fast track" bagi pelanggan yang ingin donatnya tiba di hari yang sama, dengan biaya tambahan hingga Rp 2 juta.

Pisang Goreng "Air Mata Pinkan Mambo": Tampilan Tak Biasa

Setelah donat, Pinkan meluncurkan pisang goreng madu seharga Rp 30.000 per potong. "Pisang Item Air Mata Pinkan Mambo" menjadi viral karena warnanya yang hitam pekat, dianggap gosong oleh sebagian warganet.

Pinkan membantah, menjelaskan bahwa warna hitam tersebut berasal dari proses karamelisasi madu. Pisang goreng jumbo ini juga dilengkapi dengan topping unik, mulai dari sambal dabu-dabu hingga selai premium.

Lauk Rumahan Harga Fantastis: Target Pasar Sultan

Tak berhenti di makanan ringan, Pinkan juga menawarkan lauk pauk rumahan dengan harga yang kembali mengundang perhatian. Tumis kangkung dijual Rp 150.000, ayam woku Rp 250.000, dan capcay Rp 150.000.

Pinkan secara terbuka mengakui bahwa produknya ditujukan untuk kalangan "sultan," dengan tujuan mengumpulkan modal lebih cepat.

"Karena belum ada modal, diharapkan sultan-sultan dulu yang datang," jelas Pinkan.

Ia berjanji akan menurunkan harga dan membuka cabang dengan harga yang lebih terjangkau jika modal sekitar Rp 20 juta sudah terkumpul.

Scroll to Top