Uni Eropa Ancam Sanksi dan Hentikan Sebagian Perdagangan dengan Israel Akibat Gaza

Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen, mengumumkan rencana pengajuan sanksi dan pembekuan sebagian kegiatan perdagangan dengan Israel, sebagai respons atas konflik berkepanjangan di Gaza. Langkah ini menandai perubahan signifikan dalam sikap von der Leyen, yang sebelumnya dikenal sebagai pendukung kuat Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

"Kelaparan yang sengaja diciptakan tidak dapat diterima sebagai senjata perang. Demi anak-anak, demi kemanusiaan, ini harus dihentikan," tegas von der Leyen di hadapan Parlemen Eropa di Strasbourg. Pernyataan ini disambut dengan tepuk tangan meriah dari para anggota parlemen.

Komisi Eropa berencana membentuk kelompok donor Palestina bulan depan untuk fokus pada rekonstruksi Gaza. "Peristiwa di Gaza dan penderitaan anak-anak serta keluarga telah mengguncang hati nurani dunia," tambahnya.

Rencana ini menunjukkan ketegasan Uni Eropa terhadap Israel, meskipun 27 negara anggotanya masih memiliki perbedaan pendapat terkait konflik tersebut. Belum ada kepastian apakah mayoritas anggota akan mendukung sanksi dan pembatasan perdagangan ini.

Selain itu, dukungan bilateral yang diberikan Komisi Eropa kepada Israel akan ditangguhkan. "Kami akan menghentikan semua pembayaran di bidang-bidang ini, tanpa memengaruhi kerjasama kami dengan masyarakat sipil Israel atau Yad Vashem," jelasnya.

Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari Israel terkait langkah Uni Eropa ini.

Situasi Gaza Semakin Kritis

Pernyataan von der Leyen muncul setelah militer Israel memperingatkan warga Kota Gaza untuk segera mengungsi. Israel mengklaim wilayah tersebut sebagai basis terakhir Hamas, di mana ratusan ribu orang masih menghadapi ancaman kelaparan.

Menurut data PBB, sekitar satu juta warga Palestina, atau setengah dari populasi Gaza, berada di Gaza utara. Sebagian besar telah mengungsi berkali-kali dan tidak yakin apakah mengungsi ke selatan akan lebih aman.

Konflik Gaza telah berlangsung hampir dua tahun sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menyebabkan ribuan korban jiwa di Israel dan ratusan orang diculik. Sejumlah sandera masih ditahan di Gaza.

Sebagai balasan, serangan Israel telah menyebabkan puluhan ribu warga Palestina meninggal dunia, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. PBB menyebut data tersebut sebagai statistik paling akurat saat ini, dengan sekitar separuh korban adalah perempuan dan anak-anak.

Sebagian besar dari populasi Gaza kini mengungsi, sementara sebagian besar kota besar di wilayah tersebut hancur akibat serangan militer Israel.

Scroll to Top