Penemuan Heboh: Bulan Baru Tersembunyi Mengorbit Planet Katai Quaoar?

Dua astronom dari California, Rick Nolthenius dan Kirk Bender, mengumumkan penemuan yang berpotensi mengubah pemahaman kita tentang planet katai Quaoar. Mereka menduga adanya bulan baru yang mengitari Quaoar, berdasarkan pengamatan langka yang disebut okultasi bintang.

Quaoar, planet katai yang ditemukan pada tahun 2002, terletak jauh di luar Pluto dan membutuhkan waktu 286 tahun Bumi untuk mengelilingi Matahari. Ia sudah dikenal memiliki satu bulan bernama Weywot, dan dua cincin misterius yang orbitnya sangat jauh.

Pada tanggal 25 Juni 2025, Nolthenius dan Bender mengamati okultasi Quaoar. Mereka merekam hilangnya cahaya bintang selama 1,23 detik, yang mengindikasikan keberadaan objek lain di sekitar Quaoar.

Tim peneliti memastikan bahwa fenomena ini bukan disebabkan oleh objek buatan manusia seperti pesawat terbang atau satelit, maupun oleh benda alam seperti burung atau asteroid. Bahkan Weywot, bulan Quaoar yang sudah diketahui, tidak berada di posisi yang dapat menyebabkan efek tersebut.

Jika terkonfirmasi, bulan baru ini diperkirakan berdiameter sekitar 30 kilometer. Ia bergerak dalam orbit yang unik, selaras dengan cincin terluar Quaoar, dengan tiga putaran mengelilingi Quaoar untuk setiap lima putaran cincin.

Benjamin Proudfoot, astronom dari University of Central Florida, menjelaskan bahwa meskipun orbit bulan baru ini telah diperkirakan, posisi pastinya saat ini belum diketahui. Untuk menemukan bulan ini lagi, diperlukan pencarian "buta" yang intensif.

Jika keberadaan bulan baru ini dikonfirmasi, Nolthenius berkesempatan untuk memberinya nama, sesuai dengan aturan International Astronomical Union. Biasanya, benda-benda kecil di luar tata surya dinamai berdasarkan dewa-dewa yang terkait dengan penciptaan.

Nolthenius menekankan bahwa okultasi seperti ini sangat langka dan berharap lebih banyak astronom, baik profesional maupun amatir, dapat mengamati okultasi berikutnya.

"Setelah ini, okultasi seperti ini akan jarang terjadi dalam 200 tahun ke depan," kata Nolthenius.

Scroll to Top