Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan performa impresif pada sesi pertama perdagangan hari Kamis (11/9/2025), melonjak 0,86% atau 66,44 poin ke level 7.765,45. Data pasar menunjukkan dominasi sentimen positif dengan 425 saham mengalami kenaikan, berbanding 217 saham yang terkoreksi, dan 161 saham stagnan.
Aktivitas perdagangan juga terbilang aktif, dengan nilai transaksi mencapai Rp 10,46 triliun yang melibatkan 19,53 miliar saham dalam 1,19 juta transaksi.
Sektor finansial, kesehatan, dan konsumer primer memimpin penguatan, sementara sektor energi, properti, dan konsumer non primer mengalami tekanan.
Saham-saham perbankan BUMN menjadi motor utama penggerak IHSG. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) memimpin dengan kenaikan 5,15% ke Rp 4.080 per saham, memberikan kontribusi signifikan sebesar 33 indeks poin. Diikuti oleh Bank Mandiri (BMRI) yang naik 2,73% ke Rp 4.520 per saham, menyumbang 10,5 indeks poin, dan Bank Negara Indonesia (BBNI) yang menguat 6,10% ke Rp 4.350 per saham dengan kontribusi 8,9 indeks poin.
Katalis positif bagi sektor perbankan BUMN berasal dari pernyataan Menteri Keuangan terkait rencana penarikan dana Rp 200 triliun dari Bank Indonesia untuk dialihkan ke sistem perbankan, sebagai upaya mendorong perputaran ekonomi. Dana ini akan digunakan sebagai tambahan likuiditas bagi perbankan untuk menggenjot penyaluran kredit.
Sentimen pasar domestik juga terbantu oleh meredanya kekhawatiran terkait reshuffle Kabinet Merah Putih, setelah pasar keuangan menunjukkan pemulihan pada perdagangan sebelumnya.
Meski demikian, pasar masih akan dipengaruhi oleh faktor eksternal, terutama data inflasi AS dan data pasar tenaga kerja mingguan yang akan menjadi pertimbangan utama the Fed dalam menentukan kebijakan suku bunga minggu depan.
Di kawasan Asia-Pasifik, bursa saham dibuka dengan variasi. Indeks Nikkei 225 Jepang naik tipis 0,23%, sementara Topix terkoreksi 0,18%. Indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,67% dan Kosdaq naik 0,2%. Sebaliknya, indeks acuan Australia S&P/ASX 200 melemah 0,29%.
Sementara itu, bursa Wall Street pada perdagangan sebelumnya mencatatkan rekor baru, didorong oleh data inflasi produsen (PPI) yang menunjukkan perlambatan, yang memperkuat sentimen positif terkait potensi pemangkasan suku bunga the Fed. Indeks S&P 500 ditutup naik 0,3% ke 6.532,04, rekor penutupan tertinggi sepanjang sejarah. Nasdaq Composite juga menguat tipis 0,03% ke 21.886,06. Namun, Dow Jones Industrial Average justru turun 220,42 poin atau 0,48% ke 45.490,92, tertekan oleh aksi jual pada saham Apple setelah peluncuran iPhone terbaru yang kurang memuaskan investor.