Terobosan Baru! Obat Diabetes Ini Ternyata Bisa Redakan Nyeri Lutut Akibat Osteoarthritis

Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan kabar baik bagi penderita osteoarthritis (OA) lutut yang juga mengalami obesitas. Obat diabetes yang umum digunakan, metformin, ternyata berpotensi meredakan nyeri sendi lutut, bahkan pada mereka yang tidak mengidap diabetes.

Penelitian dari Australia ini menunjukkan bahwa metformin dapat menjadi solusi alternatif yang terjangkau untuk mengatasi nyeri lutut akibat OA, khususnya bagi mereka yang kelebihan berat badan atau obesitas.

Dalam uji klinis acak selama enam bulan yang melibatkan 107 peserta dengan nyeri osteoarthritis lutut, sebagian peserta diberikan metformin hingga dosis 2.000 mg per hari, sementara sisanya menerima plasebo. Hasilnya menunjukkan kelompok yang mengonsumsi metformin mengalami penurunan nyeri yang signifikan, yaitu sebesar 31,3 poin pada skala nyeri 0-100, dibandingkan dengan kelompok plasebo yang hanya mengalami penurunan 18,9 poin.

Temuan ini sangat menjanjikan mengingat pilihan pengobatan OA lutut yang efektif masih terbatas. Pendekatan gaya hidup seperti olahraga dan penurunan berat badan seringkali sulit diterapkan, sementara obat-obatan yang ada seperti parasetamol dan antiinflamasi memiliki manfaat yang terbatas dan berpotensi menimbulkan efek samping.

Metformin, yang dikenal sebagai obat yang murah dan aman, memberikan alternatif bagi dokter untuk membantu pasien mengatasi nyeri lutut selain melalui pengaturan berat badan dan peningkatan aktivitas fisik. Obat ini bekerja dengan memengaruhi peradangan tingkat rendah dan jalur metabolisme lain yang berperan penting dalam OA lutut.

Para ahli percaya bahwa metformin berpotensi menunda kebutuhan operasi penggantian lutut. Dengan berkurangnya nyeri dan meningkatnya kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik, pasien yang mengonsumsi metformin mungkin dapat menghindari atau menunda prosedur operasi yang invasif tersebut.

Meskipun demikian, para peneliti menekankan perlunya uji klinis yang lebih besar untuk mengonfirmasi temuan ini, mengingat ukuran sampel penelitian saat ini relatif kecil.

Scroll to Top