Penjualan Mobil Nasional Lesu, Keluarga Sampoerna Pertimbangkan Jual SGRO

Performa Pasar Harian: Sektor Otomotif dan Aksi Korporasi Mendominasi

Penjualan mobil nasional pada Agustus 2025 mencatatkan angka 61.780 unit, turun 19% dibandingkan tahun sebelumnya, meskipun sedikit naik 1% dari bulan sebelumnya. Penurunan ini memperkuat indikasi lemahnya penjualan selama pameran GIIAS 2025. Secara kumulatif, penjualan mobil nasional selama Januari hingga Agustus 2025 mencapai 500.952 unit, atau sekitar 56-67% dari target Gaikindo untuk tahun 2025.

Astra International Kehilangan Pangsa Pasar

Astra International (ASII) mengalami penurunan penjualan yang lebih signifikan dibandingkan industri secara keseluruhan, menyebabkan pangsa pasarnya turun di bawah 50% pada Agustus 2025, terendah dalam 12 bulan terakhir. Penurunan ini dipengaruhi oleh performa Toyota+Lexus dan Daihatsu yang kurang memuaskan.

Suzuki dan Mitsubishi Bersinar, Merek China Mulai Redup

Di sisi lain, Suzuki dan Mitsubishi berhasil mencatatkan pertumbuhan penjualan yang positif, didorong oleh respon konsumen terhadap model baru seperti Suzuki Fronx dan Mitsubishi Destinator. Sementara itu, merek-merek asal China mengalami perlambatan pertumbuhan sejak Juli 2025, kemungkinan akibat perang harga yang membuat konsumen menunda pembelian.

Sentimen Otomotif: Harga Saham Tidak Terpengaruh Penjualan Lesu

Meskipun penjualan mobil masih menunjukkan tren yang lemah, ekspektasi pasar yang sudah rendah membuat harga saham emiten otomotif relatif tidak terpengaruh. Faktor lain, seperti strategic review yang dilakukan oleh ASII, justru menjadi perhatian investor. Saham-saham otomotif seperti ASII, AUTO, dan DRMA bahkan mengalami kenaikan harga dalam sebulan terakhir. Investor disarankan untuk memantau perkembangan rencana pengelolaan modal ASII, yang berpotensi memberikan dorongan lebih lanjut pada harga saham.

Berita Aksi Korporasi: SGRO, WIFI, BREN, dan Lainnya

  • SGRO: Keluarga Sampoerna dikabarkan mempertimbangkan penjualan 65,7% sahamnya di Sampoerna Agro, dengan potensi valuasi antara 500-700 juta dolar AS.
  • WIFI: Solusi Sinergi Digital tengah dalam proses penawaran untuk mengakuisisi saham Link Net (LINK).
  • BREN: Green Era Pte. Ltd., menjual sebagian saham Barito Renewables Energy untuk meningkatkan free float.
  • HEAL: Medikaloka Hermina berencana menambah tiga rumah sakit pada tahun 2026.
  • ITMG: Indo Tambangraya Megah membuka peluang untuk meningkatkan kerja sama atau kepemilikan di Adhi Kartiko Pratama (NICE).
  • MIKA: Mitra Keluarga Karyasehat memiliki tujuh lahan untuk pembangunan rumah sakit dan telah memulai pembangunan tiga di antaranya.
  • PTPP: PT PP mencatatkan nilai kontrak baru sebesar Rp15,3 triliun selama 8 bulan pertama tahun 2025.
  • BWPT: Eagle High Plantations mengalokasikan belanja modal untuk penambahan kapasitas pabrik dan perluasan perkebunan.
  • EXCL: Dua anggota direksi XLSmart Telecom Sejahtera membeli saham EXCL.
  • ARKO: Arkora Hydro menandatangani perjanjian jual beli listrik PLTA Pongbembe dengan PLN.

Berita Lainnya yang Perlu Diketahui

  • Pemerintah membuka peluang untuk merevisi usulan RAPBN 2026, dengan potensi peningkatan anggaran transfer ke daerah.
  • Indonesia mengupayakan tarif yang lebih rendah untuk komoditas ekspor ke Amerika Serikat.
  • Indeks keyakinan konsumen Indonesia turun ke level terendah sejak September 2022.
  • Bank Indonesia memperkirakan penjualan ritel pada Agustus 2025 akan tumbuh.
  • Insentif pembelian sepeda motor listrik akan dilanjutkan dan digabung dalam paket stimulus ekonomi.
  • Pemerintah berencana menetapkan harga jual listrik dari pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) ke PLN sebesar 20 sen dolar AS per kWh.
  • Pertamina berencana menggabungkan operasi unit usaha kilang, shipping, dan ritel.
  • Futura Energi Global (FUTR) mengumumkan penyelesaian pembelian saham oleh PT Aurora Dhana Nusantara.
  • Green Power Group (LABA) membeli saham Bangun Karya Perkasa Jaya (KRYA).
  • Sidomulyo Selaras (SDMU) mengumumkan rencana private placement untuk konversi utang.

Analisis Komunitas: Gebrakan Rp200 Triliun Pak Purba

Rencana pemindahan dana Rp200 triliun dari BI ke sistem perbankan oleh Purbaya Yudhi Sadewa menjadi perhatian utama. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas penyaluran dana, terutama ke sektor swasta, dan mensinkronkan kebijakan moneter dan fiskal. Meskipun ada risiko inflasi, kebijakan ini berpotensi memperkuat pertumbuhan ekonomi dan memberikan sentimen positif bagi IHSG.

Scroll to Top