Kinerja saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sedang kurang menggembirakan. Sepanjang tahun ini, harga sahamnya telah menyusut sekitar 18,86%. Bahkan, dalam sepekan terakhir, terjadi koreksi tajam hingga 11,30%.
Direktur BCA, John Kosasih, mengakui bahwa pasar saat ini masih sangat bergejolak. Meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menunjukkan perbaikan, tekanan jual dari investor asing masih terasa. Data menunjukkan, investor asing telah melepas saham BBCA senilai Rp 465,6 miliar. Dalam seminggu terakhir, angka penjualan asing mencapai Rp 4,4 triliun.
Namun, Kosasih menegaskan bahwa fundamental BCA tetap kokoh. Neraca keuangan dan likuiditas perusahaan terjaga dengan baik. Modal BCA dinilai cukup untuk mendukung kebutuhan bisnis dan ekspansi di masa depan. Kualitas aset juga sehat, dengan rasio kredit bermasalah (NPL) di level 2,2% dan Loan at Risk (LAR) sekitar 5,7%, menunjukkan tren yang membaik dibandingkan tahun sebelumnya. "Profitabilitas kami terus tumbuh positif hingga semester pertama 2025," ujar John.
Corporate Secretary BCA, I Ketut Alam Wangsawijaya, menambahkan bahwa investor domestik memanfaatkan volatilitas pasar ini, yang mendorong peningkatan jumlah investor ritel. Kondisi ini mencerminkan pergeseran kepemilikan saham dari asing ke domestik, sesuatu yang wajar dalam dinamika pasar.
Prospek Saham BBCA Menurut Analis
Meskipun saham BBCA sedang tertekan, mayoritas analis sekuritas tetap memberikan rekomendasi positif. Dari 45 sekuritas yang memberikan penilaian, sekitar 91,8% merekomendasikan "beli", hanya 8,1% yang merekomendasikan "tahan", dan tidak ada yang merekomendasikan "jual".
Sejumlah sekuritas ternama seperti Sucor Sekuritas, Mandiri Sekuritas, Maybank Investment, dan Goldman Sachs, memberikan target harga di atas Rp11.000 per saham dengan rekomendasi "beli". Analis lain seperti Autonomous Research dan JP Morgan lebih konservatif, memberikan rekomendasi "netral" dengan target harga di bawah Rp 10.000.
Berikut adalah beberapa rekomendasi saham BBCA beserta target harganya:
No | Sekuritas | Rekomendasi | Target Harga (IDR) |
---|---|---|---|
1 | Sucor Sekuritas | Beli | 11.500 |
2 | Mandiri Sekuritas | Beli | 11.000 |
3 | PT Verdana Sekuritas | Beli | 12.300 |
4 | Macquarie | Outperform | 9.900 |
5 | Autonomous Research | Netral | 9.500 |
6 | Aletheia Capital Ltd | Beli | – |
7 | Maybank Investment | Beli | 11.675 |
8 | Goldman Sachs | Beli | 9.800 |
9 | Yuanta Investment | Beli | 10.500 |
10 | PT Ciptadana Sekuritas | Beli | 11.600 |
11 | PT Ina Sekuritas | Beli | 11.200 |
12 | UOB Kay Hian | Beli | 10.500 |
13 | PT BRI Danareksa | Beli | 11.900 |
14 | JP Morgan | Netral | 8.000 |
15 | PT NH Korindo Sekuritas | Beli | 10.000 |
16 | Citi | Beli | 10.700 |
17 | DBS Bank | Beli | 12.000 |
18 | Binaartha Sekuritas | Beli | 9.950 |
19 | BNI Sekuritas | Beli | 12.000 |
20 | Sadif Investment | Strong Buy | 9.924 |
21 | OCBC Sekuritas | Beli | 11.000 |
22 | PT. Simamas Sekuritas | Beli | 10.500 |
23 | RHB Research | Beli | 10.260 |
24 | MNC Sekuritas | Beli | 11.300 |
Kesimpulan: Meskipun saham BBCA sedang mengalami tekanan, fundamental perusahaan yang solid dan rekomendasi "beli" dari mayoritas analis memberikan sinyal positif. Volatilitas pasar saat ini bisa menjadi peluang bagi investor untuk mengakumulasi saham BBCA dengan harga yang lebih menarik. Namun, investor tetap perlu berhati-hati dan mempertimbangkan profil risiko masing-masing sebelum mengambil keputusan investasi.