Studi Terbaru: ASI Eksklusif Turunkan Risiko Pubertas Dini pada Anak

Menyusui bukan sekadar memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, namun juga memberikan perlindungan jangka panjang. Studi terbaru mengungkap bahwa anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif lebih berisiko mengalami pubertas dini.

ASI memang dikenal memiliki segudang manfaat bagi ibu dan bayi. Selain sebagai sumber nutrisi utama bayi sejak lahir, ASI juga memperkuat sistem imun dan mencegah obesitas. Kini, penelitian menunjukkan manfaat lain yang tak kalah penting: menurunkan risiko pubertas dini.

Sebuah studi berskala besar dari Korea Selatan menunjukkan bahwa anak perempuan dan laki-laki yang disusui secara eksklusif selama 4-6 bulan pertama kehidupannya memiliki risiko lebih rendah mengalami pubertas dini.

Pubertas dini, atau central precocious puberty, dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan di kemudian hari, seperti penyakit jantung, kanker, diabetes, serta masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.

Para peneliti meyakini bahwa anak yang mendapat ASI eksklusif cenderung tidak mengalami obesitas di masa kanak-kanak, yang merupakan faktor utama pemicu pubertas dini. Namun, mereka juga mengakui bahwa banyak ibu menghadapi tantangan dalam menyusui yang perlu ditangani secara komprehensif.

Manfaat Jangka Panjang ASI Eksklusif

Studi di Korea Selatan mencatat bahwa sekitar 46% bayi mendapat ASI eksklusif, sementara lebih dari sepertiganya mendapat susu formula, dan sisanya kombinasi keduanya. Hasilnya menunjukkan bahwa anak yang disusui memiliki kecenderungan lebih rendah mengalami kelebihan berat badan, yang menjadi faktor pelindung dari pubertas dini.

Secara spesifik, anak laki-laki yang hanya diberi susu formula memiliki risiko 16% lebih tinggi mengalami pubertas dini dibandingkan mereka yang hanya diberi ASI. Pada anak perempuan, risikonya melonjak menjadi 60%. Anak laki-laki yang diberi susu formula campuran memiliki risiko 14% lebih tinggi, sedangkan pada anak perempuan risikonya 45% lebih tinggi.

Pentingnya Dukungan untuk Ibu Menyusui

Para ahli menekankan bahwa alih-alih menyalahkan ibu baru, diperlukan pendekatan yang melibatkan seluruh masyarakat. Hal ini mencakup kebijakan cuti orang tua yang lebih baik, fasilitas menyusui di tempat kerja, dan layanan dukungan laktasi.

Pola tidur yang baik, aktivitas fisik yang cukup, serta batasan waktu menonton layar juga dapat membantu mencegah obesitas pada anak dan menurunkan risiko pubertas dini. Selain itu, polutan lingkungan seperti pengganggu endokrin juga perlu diwaspadai.

Meskipun studi ini tidak membuktikan hubungan sebab-akibat antara pemberian susu formula dan pubertas dini, data yang ada menunjukkan hubungan yang kuat dan masuk akal. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan temuan ini dan meneliti faktor genetik yang terkait dengan pubertas dini.

Menyusui adalah salah satu dari banyak faktor yang memengaruhi berat badan anak. Pilihan gaya hidup sehat, seperti membatasi makanan cepat saji dan memperbanyak konsumsi sayuran serta protein rendah lemak, juga penting untuk mencegah obesitas pada anak.

Scroll to Top