Gaza City – Hamas menuduh Amerika Serikat (AS) terlibat dalam serangan Israel yang mematikan terhadap para pejabat dan negosiatornya di Qatar, dan menyebutnya sebagai upaya untuk menggagalkan perundingan gencatan senjata.
Kelompok yang menguasai Jalur Gaza itu menyatakan bahwa serangan Israel di Qatar bertujuan untuk menggagalkan perundingan gencatan senjata Gaza yang sedang berlangsung.
Serangan udara Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya di Qatar, mengejutkan banyak pihak dan menghentikan perundingan gencatan senjata yang sudah macet.
Seorang pejabat Hamas, Fawzi Barhoum, mengatakan bahwa serangan itu adalah "pembunuhan terhadap seluruh proses negosiasi dan penargetan yang disengaja terhadap peran mediator di Qatar dan Mesir."
Barhoum juga menuding AS, sekutu dekat Israel, sebagai "kaki tangan penuh" dalam serangan tersebut.
Sebelumnya, Gedung Putih menyatakan bahwa Presiden Donald Trump tidak setuju dengan tindakan militer Israel di Qatar. Trump mengaku tidak diberitahu sebelumnya dan telah meminta utusannya untuk memperingatkan Qatar, tetapi serangan sudah dimulai.
Militer Israel mengklaim bahwa serangannya menargetkan para pemimpin senior Hamas di Doha. Namun, Hamas menyatakan bahwa para pejabat tingginya selamat dari serangan tersebut.
Hamas mengungkapkan bahwa lima anggotanya tewas, termasuk putra negosiator utama Hamas Khalil al-Hayya, direktur kantor al-Hayya, dan tiga pengawal. Otoritas Qatar juga menyatakan bahwa seorang kopral militernya tewas dalam serangan itu.
Barhoum menambahkan bahwa istri dan menantu al-Hayya, serta cucu-cucu mereka, terluka dalam serangan yang menargetkan kompleks tempat tinggal sang negosiator.
Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan bahwa dirinya tidak dapat memastikan nasib al-Hayya usai serangan itu. Al-Hayya tidak terlihat saat pemakaman para korban tewas.
Pemakaman itu digelar dengan pengamanan ketat. Para pemimpin Qatar, termasuk Al Thani, tampak bergabung dengan para pelayat.
Tayangan televisi lokal Qatar menunjukkan peti mati yang diselimuti bendera nasional Qatar dan bendera Palestina. Jenazah para korban tewas dimakamkan di Pemakaman Mesaimeer setelah seremoni pemakaman.