Pasar keuangan Indonesia menunjukkan sinyal positif dengan rebound yang solid kemarin (10 September 2025). IHSG, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dan pasar obligasi semuanya bergerak menguat. Sentimen positif ini muncul setelah gejolak akibat reshuffle kabinet tampaknya mereda.
IHSG melonjak 0,92%, menambahkan 70,40 poin ke level 7.699. Aktivitas perdagangan juga cukup tinggi dengan nilai transaksi mencapai Rp 15,67 triliun. Meskipun demikian, investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 1,3 triliun. Saham-saham seperti BBCA, ANTM, BMRI, dan BBRI menjadi yang paling banyak diperdagangkan.
Kenaikan IHSG didorong oleh sektor properti, utilitas, dan finansial. Saham perbankan dan blue chip menjadi penggerak utama, dengan BBCA memberikan kontribusi terbesar terhadap kenaikan indeks.
Di pasar valuta asing, rupiah terapresiasi tipis 0,09% ke Rp16.455/US$. Pasar obligasi juga menghijau, ditandai dengan penurunan yield obligasi acuan RI tenor 10 tahun sebesar 3 basis poin menjadi 6,43%.
Sementara itu, Wall Street ditutup beragam. S&P 500 mencetak rekor tertinggi baru setelah data harga grosir menunjukkan penurunan yang tak terduga. Nasdaq Composite juga mencatat rekor penutupan. Namun, Dow Jones Industrial Average justru melemah. Saham Oracle melesat setelah melaporkan pertumbuhan pendapatan multicloud database yang signifikan.
Fokus pasar saat ini tertuju pada rilis data inflasi AS dan data pasar tenaga kerja. Data-data ini akan menjadi pertimbangan utama bagi The Fed dalam menentukan kebijakan suku bunga pada pertemuan mendatang.
Beberapa agenda dan rilis data yang akan mempengaruhi pasar hari ini:
- Rilis data Inflasi AS periode Agustus 2025
- Data klaim pengangguran mingguan AS yang berakhir 6 September 2025
- Rilis data penjualan ritel Indonesia periode Juli 2025
- Berbagai acara korporasi dan paparan publik dari emiten di Bursa Efek Indonesia.
Pemerintah juga berencana mengalihkan dana dari Bank Indonesia (BI) ke bank umum sebesar Rp200 triliun untuk mendorong perputaran ekonomi. Dana ini akan menjadi tambahan likuiditas bagi perbankan untuk meningkatkan penyaluran kredit.