Mengenang 9/11: Akar Konflik dan Dampak Abadi 24 Tahun Kemudian

Dua puluh empat tahun telah berlalu sejak serangan 11 September 2001 (9/11) yang mengguncang Amerika Serikat (AS). Pagi yang tenang di New York City berubah menjadi mimpi buruk ketika pesawat-pesawat menabrak menara kembar World Trade Center (WTC), Pentagon, dan sebuah lapangan di Pennsylvania. Hampir 3.000 nyawa melayang, meninggalkan luka mendalam dalam sejarah Amerika dan mengubah arah kebijakan luar negeri serta keamanan global.

Mengapa 9/11 Terjadi?

Serangan 9/11 bukanlah peristiwa yang berdiri sendiri. Ia merupakan puncak dari konfrontasi selama satu dekade antara Osama bin Laden, pendiri al-Qaeda, dan AS. Bin Laden secara terbuka mendeklarasikan perang terhadap AS, dengan alasan yang jelas dan berulang kali dinyatakan dalam berbagai kesempatan.

Awal Mula Konflik

Akar masalah bermula dari invasi Uni Soviet ke Afghanistan pada akhir 1979. Bin Laden, seperti banyak warga Arab Saudi lainnya, memberikan dukungan finansial dan logistik kepada para pejuang Islam melawan Soviet. Setelah Soviet mundur, fokus Bin Laden bergeser, dan pada tahun 1988, al-Qaeda dibentuk untuk melanjutkan "jihad" melalui kekerasan.

Keluhan Utama Bin Laden

Keluhan utama Bin Laden berkisar pada kehadiran pasukan AS yang berkelanjutan di negara-negara Asia Barat, khususnya di Arab Saudi setelah invasi Irak ke Kuwait. Ia menganggap hal ini sebagai "pendudukan" tanah suci oleh orang-orang kafir, yang melanggar kesucian Islam.

Deklarasi Perang Terhadap AS

Pada Februari 1998, Bin Laden mengeluarkan fatwa yang berjudul "Deklarasi Front Islam Dunia untuk Jihad melawan Yahudi dan Tentara Salib." Fatwa ini menyerukan pembunuhan warga Amerika dan sekutunya, baik sipil maupun militer, di mana pun mereka berada, sampai Masjidil Aqsa di Yerusalem dan Masjidil Haram di Makkah terbebas dari "cengkeraman" mereka.

Fatwa tersebut menyebutkan tiga alasan utama: kehadiran pasukan AS di Arab Saudi, sanksi terhadap Irak yang menyebabkan kematian lebih dari satu juta orang, dan dukungan AS terhadap Israel.

Lebih dari Sekadar Kebijakan

Bin Laden tidak hanya membingkai konfliknya dalam konteks kebijakan militer dan politik. Ia merujuk pada sejarah panjang penghinaan dan janji-janji yang diingkari oleh Barat terhadap dunia Arab. Rasa pengkhianatan dan penghinaan ini menjadi fondasi bagi rekrutmen dan dukungan terhadap al-Qaeda.

Peringatan yang Terabaikan dan Kesempatan yang Hilang

Pada akhir 1990-an, Bin Laden dianggap sebagai ancaman teroris paling signifikan bagi AS. Upaya yang gagal untuk meruntuhkan WTC pada tahun 1993 dan pengeboman kedutaan besar AS di Afrika Timur pada tahun 1998 adalah tanda-tanda jelas akan bahaya yang ditimbulkan oleh al-Qaeda.

Pemerintahan Clinton memerintahkan serangan rudal terhadap kamp-kamp al-Qaeda di Afghanistan dan Sudan sebagai tanggapan atas pengeboman kedutaan besar, tetapi Bin Laden lolos. Ada beberapa kesempatan di mana serangan terhadap Bin Laden dibatalkan karena kekhawatiran akan korban sipil dan reaksi media.

Strategi di Balik Serangan 9/11

Serangan 9/11 dirancang untuk menyerang simbol-simbol inti kekuatan dan kekayaan Amerika. WTC dan Pentagon dipilih sebagai target. Kemungkinan target pesawat keempat adalah Capitol atau Gedung Putih, simbol kekuatan politik AS.

Tujuan Bin Laden bukan hanya untuk menyebabkan kehancuran massal, tetapi juga untuk memprovokasi respons jangka panjang dari AS yang akan membentuk kembali keterlibatannya dengan dunia Muslim.

Mengapa Amerika Menjadi Musuh?

Bin Laden memandang kebijakan luar negeri AS sebagai penindasan terhadap umat Muslim. Ia menuduh AS dan Israel membunuh pria, wanita, dan anak-anak yang lemah di dunia Muslim. Ia juga mengkritik standar ganda yang dirasakan dalam penerapan prinsip-prinsip demokrasi oleh AS di Timur Tengah.

Dampak Abadi

Serangan 9/11 telah mengubah dunia. AS melancarkan "Perang Melawan Teror" yang berkepanjangan, yang melibatkan invasi ke Afghanistan dan Irak. Keamanan di bandara dan di tempat-tempat umum ditingkatkan secara signifikan. Dunia telah menjadi lebih waspada terhadap ancaman terorisme.

Osama bin Laden tewas pada tahun 2011 oleh pasukan khusus AS di Pakistan. Namun, ideologi dan jaringannya terus menginspirasi kelompok-kelompok teroris di seluruh dunia.

24 tahun setelah 9/11, dunia masih bergulat dengan dampak dari serangan tersebut. Memahami akar konflik dan strategi di balik serangan tersebut penting untuk mencegah tragedi serupa di masa depan.

Scroll to Top