Inflasi AS Meningkat, The Fed Diprediksi Pangkas Suku Bunga: Dampaknya ke Pasar Indonesia

Gambaran Pasar Harian

Data terbaru menunjukkan bahwa inflasi di Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan pada Agustus 2025, meskipun masih sesuai dengan perkiraan. Kenaikan ini menjadi yang tercepat sejak Januari 2025.

  • Inflasi CPI (MoM): 0,4% (di atas perkiraan 0,3%)
  • Inflasi CPI (YoY): 2,9% (sesuai perkiraan 2,9%)

Di sisi lain, klaim pengangguran awal juga naik signifikan, melampaui ekspektasi. Selain itu, ada revisi data yang menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja di AS lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya. Kombinasi inflasi yang masih tinggi dan pasar tenaga kerja yang melemah menimbulkan kekhawatiran tentang kondisi ekonomi AS, khususnya mengenai stagflasi.

The Fed dan Pasar Saham

Kondisi pasar tenaga kerja yang kurang menggembirakan ini memperkuat ekspektasi bahwa bank sentral AS, The Fed, akan menurunkan suku bunga pada pertemuan mendatang. Pasar saham AS merespons positif data inflasi dengan ditutup menguat, bahkan Dow Jones mencetak rekor tertinggi baru. Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga mengalami penurunan.

Di Indonesia, IHSG turut menguat, imbal hasil obligasi pemerintah juga turun, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat.

Implikasi untuk Indonesia

Kepastian pemangkasan suku bunga oleh The Fed membuka peluang bagi Bank Indonesia (BI) untuk kembali menurunkan suku bunga, dengan tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi. Proyeksi menunjukkan BI Rate akan berada di 4,75% pada akhir 2025, yang mengimplikasikan masih ada potensi penurunan suku bunga. Upaya pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi juga dapat menjadi katalis positif untuk menarik kembali aliran modal asing. Pemerintah sedang menyiapkan stimulus baru yang perlu dicermati oleh investor.

Berita Perusahaan

  • BBTN: Akan menerima suntikan likuiditas sebesar 25 triliun rupiah dari pemerintah.
  • BBRI, BMRI, BBNI: Masing-masing akan menerima suntikan likuiditas sebesar 55 triliun rupiah dari pemerintah.
  • BRIS: Akan menerima suntikan likuiditas sebesar 10 triliun rupiah dari pemerintah.
  • SIDO: Menargetkan peningkatan kontribusi penjualan ekspor menjadi 15-17% dalam 5 tahun ke depan.
  • ANTM: Menargetkan pembangunan smelter nikel RKEF di Halmahera Timur dimulai akhir September atau Oktober 2025.
  • BLOG: Berencana membangun cold storage di beberapa daerah dan memperkirakan pembangunan cold storage di Tangerang dan Boyolali rampung tahun ini.
  • WIRG: Pengendali saham mengalihkan sebagian kepemilikannya untuk strategi internal.
  • RUIS: Melalui anak usahanya menjual sebagian kepemilikan di PT Sorik Marapi Geothermal Power.

Top Gainer & Top Loser

(Informasi mengenai saham-saham yang mengalami kenaikan dan penurunan tertinggi di pasar.)

Berita Lainnya

  • Pemerintah akan memberikan stimulus baru untuk mendorong perekonomian, meliputi insentif pajak, perpanjangan program bantuan pangan, dan perluasan cakupan asuransi.
  • Pemerintah menyita lahan tambang PT Weda Bay Nickel karena dugaan pelanggaran izin.
  • Pemerintah menyerahkan lahan perkebunan kelapa sawit sitaan kepada BUMN, PT Agrinas Palma Nusantara.
  • Komisaris Utama KLBF membeli saham KLBF.
  • TIS Petroleum memenangkan lelang blok minyak dan gas Perkasa.
  • VINS berencana menggelar private placement untuk memperkuat permodalan.

Tips Investasi: Memilih Core Stock

"Core stock bukan soal cinta buta pada emiten, tapi memilih bisnis yang produknya selalu dibutuhkan."

Pilihlah saham inti yang fundamentalnya kuat, produknya selalu dibutuhkan, dan konsisten memberikan nilai bagi pemegang saham.

Scroll to Top