PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menunjukkan kinerja keuangan yang solid di tengah dinamika ekonomi dan politik Indonesia. Kinerja cemerlang ini didorong oleh penyaluran kredit yang sesuai target dan prospek pembagian dividen yang menarik bagi pemegang saham.
Analis dari Trimegah Sekuritas menyoroti model bisnis BCA yang konservatif dan hati-hati, yang memungkinkan perseroan secara konsisten mencapai target kinerja, baik dalam penyaluran kredit maupun perolehan laba. Realisasi pertumbuhan kredit di semester pertama 2025 mencapai 12,9%, melampaui target awal yang ditetapkan manajemen (6-8%). Prospek makroekonomi yang semakin solid di semester kedua 2025 diperkirakan akan meningkatkan kualitas kredit perbankan, termasuk BCA, yang pada gilirannya akan mengurangi kebutuhan pencadangan dan meningkatkan pertumbuhan laba.
Pertumbuhan kredit BBCA didorong oleh sektor produktif, dengan kontribusi terbesar dari kredit korporasi yang tumbuh 16,1% year-on-year (yoy). Segmen komersial tumbuh 12,6%, konsumer 7,6%, dan SME 11,1%. Pertumbuhan signifikan di segmen SME didorong oleh strategi take over kredit berkualitas baik dengan harga kompetitif, sehingga meningkatkan pangsa pasar SME BBCA di atas rata-rata industri.
Dari sisi pendanaan, CASA BCA mencapai Rp 982 triliun, setara dengan 82,5% dari total Dana Pihak Ketiga (DPK). Loan to deposit ratio (LDR) tercatat 78%, sementara cadangan sekunder dan surat berharga mencapai Rp 433 triliun, setara 29% dari total aset. Likuiditas yang ample ini memungkinkan BBCA untuk tidak terlibat dalam persaingan suku bunga deposito yang ketat dan mendukung ekspansi kredit ke depan.
Pada semester I 2025, BBCA mencatatkan laba bersih Rp 29 triliun, naik 8% yoy. Pertumbuhan net interest income mencapai 7%, sementara non-interest income melonjak 10,6% berkat peningkatan fee-based income dan trading income. Rasio kredit bermasalah (NPL) tetap terkendali di level 2,2% dengan coverage ratio 167%.
Prospek Dividen BBCA
Manajemen BCA memberikan sinyal positif terkait pembagian dividen kepada pemegang saham. Kebijakan dividen mempertimbangkan kebutuhan permodalan, penyaluran kredit, kepentingan pemegang saham, dan manajemen risiko. Dividend payout ratio BCA saat ini mencapai 68%, dan manajemen berharap dapat mempertahankan rasio ini dengan baik, serta terus meningkatkan dividen dari tahun ke tahun.
Target Harga Saham BBCA
Pada perdagangan Jumat (12/9), saham BBCA naik 1,27% ke level Rp 7.950 per lembar saham, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 980,04 triliun.
Konsensus dari mayoritas sekuritas memberikan rekomendasi positif terhadap saham BBCA. Sebagian besar analis memberikan rekomendasi "beli" dengan target harga yang bervariasi, beberapa di antaranya bahkan di atas Rp 11.000 per saham. Beberapa analis lain bersikap lebih hati-hati dengan rekomendasi "netral" dan target harga di bawah Rp 10.000.
Berikut adalah beberapa rekomendasi dan target harga saham BBCA dari berbagai sekuritas:
Sekuritas | Rekomendasi | Target Harga (IDR) |
---|---|---|
Sucor Sekuritas | Beli | 11.500 |
Mandiri Sekuritas | Beli | 11.000 |
PT Verdana Sekuritas | Beli | 12.300 |
Macquarie | Outperform | 9.900 |
Autonomous Research | Netral | 9.500 |
Maybank Investment | Beli | 11.675 |
Goldman Sachs | Beli | 9.800 |
Yuanta Investment | Beli | 10.500 |
PT Ciptadana Sekuritas | Beli | 11.600 |
PT Ina Sekuritas | Beli | 11.200 |
UOB Kay Hian | Beli | 10.500 |
PT BRI Danareksa | Beli | 11.900 |
JP Morgan | Netral | 8.000 |
PT NH Korindo Sekuritas | Beli | 10.000 |
Citi | Beli | 10.700 |
DBS Bank | Beli | 12.000 |
Binaartha Sekuritas | Beli | 9.950 |
BNI Sekuritas | Beli | 12.000 |
Sadif Investment | Strong Buy | 9.924 |
OCBC Sekuritas | Beli | 11.000 |
PT. Simamas Sekuritas | Beli | 10.500 |
RHB Research | Beli | 10.260 |
MNC Sekuritas | Beli | 11.300 |