Pekerja Indonesia Mendominasi Pengguna Internet: Analisis Mendalam Berdasarkan Data Terbaru

Keterampilan digital pekerja Indonesia mengalami pasang surut, namun tren positif menunjukkan pemulihan. Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) mencatat skor 40,35 pada tahun 2022, kemudian merosot menjadi 32,14 di tahun 2023. Namun, di tahun 2024, IMDI kembali naik menjadi 38,09. Kenaikan ini mengindikasikan adanya peningkatan kapasitas digital di kalangan pekerja meskipun belum mencapai angka tahun 2022. IMDI sendiri diukur berdasarkan keterampilan digital, pemberdayaan, pekerjaan, infrastruktur, dan ekosistem.

Di era modern ini, internet telah menjadi komponen krusial dalam dunia kerja. Kolaborasi, pelaporan, komunikasi, dan pemantauan perusahaan kini banyak dilakukan secara daring. Digitalisasi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan bagi para pekerja.

Survei dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) memperkuat fakta ini. Mayoritas pengguna internet di Indonesia adalah mereka yang bekerja, mencapai 52,52%. Kelompok lain seperti ibu rumah tangga (23,49%), mahasiswa/pelajar (14,81%), mereka yang belum bekerja/tidak bekerja (7,47%), dan pensiunan (1,71%) memiliki porsi yang lebih kecil. Data ini diambil dari survei tahun 2025 dengan 8.700 responden berusia minimal 13 tahun yang tersebar di 38 provinsi. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error ±1,1%.

Menariknya, survei yang sama mengungkap bahwa proporsi pengguna internet tidak selalu berbanding lurus dengan tingkat pendapatan. Justru kelompok dengan pengeluaran bulanan antara Rp1 juta hingga Rp1,5 juta menjadi kontributor terbesar pengguna internet, dengan persentase 20,97%. Kelompok dengan pengeluaran Rp2,5 juta – Rp3,5 juta menyusul dengan 19,04%, diikuti oleh kelompok dengan pengeluaran di bawah Rp1 juta (17,8%).

Kelompok dengan pengeluaran Rp1,5 juta – Rp2 juta tercatat 15,75%, dan Rp2 juta – Rp2,5 juta sebesar 14,65%. Sementara itu, kelompok dengan pengeluaran menengah atas (Rp3,5 juta – Rp6 juta) menyumbang 10% pengguna. Yang paling mencolok adalah kelompok dengan pengeluaran di atas Rp6 juta yang hanya memiliki proporsi 1,79%. Ini mengindikasikan bahwa akses internet lebih banyak digunakan oleh kelompok dengan tingkat pengeluaran rendah hingga menengah.

Scroll to Top