Harga CPO Terkoreksi di Tengah Sentimen Pasar yang Bervariasi

Harga minyak sawit mentah (CPO) di PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) mengalami penarikan (Withdraw/WD) pada Jumat (12/9/2025), dengan harga penawaran tertinggi Rp. 14.478/kg. Hal ini menunjukkan penurunan sebesar Rp. 62/kg atau sekitar 0,43% dibandingkan dengan harga tertinggi pada hari sebelumnya yang mencapai Rp. 14.540/kg.

Informasi dari KPBN menunjukkan bahwa harga CPO Franco Dumai dibuka pada Rp. 14.525/kg, namun terjadi penarikan dengan harga penawaran tertinggi Rp. 14.478/kg. Sementara itu, harga Loco Pelaihari dibuka pada Rp. 13.971/kg, tetapi juga mengalami penarikan dengan harga penawaran tertinggi Rp. 13.414/kg.

Tren penurunan juga terlihat di Bursa Malaysia, dimana harga kontrak berjangka minyak sawit ditutup melemah pada Jumat (13/9/2025). Faktor-faktor yang memengaruhi penurunan ini antara lain aksi ambil untung menjelang libur panjang, penguatan ringgit, serta permintaan ekspor yang lebih rendah. Kontrak acuan untuk pengiriman November turun 9 ringgit, atau 0,2%, menjadi 4.445 ringgit (US$1.058,33) per ton.

Di sisi lain, terdapat sentimen positif dari dalam negeri. Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, mengemukakan kemungkinan peningkatan mandatori campuran biodiesel berbasis sawit menjadi 45% (B45), sebelum menuju B50. Selain itu, pemerintah juga menyerahkan 674.178 hektare perkebunan sawit kepada BUMN Agrinas Palma Nusantara, sehingga total konsesi yang dikelola perusahaan tersebut mencapai 1,5 juta hektare.

Menurut seorang pelaku pasar di Kuala Lumpur, pasar cenderung melakukan pencairan keuntungan setelah mengalami reli sebelumnya. Faktor lain yang turut memengaruhi adalah pelemahan harga minyak nabati di Bursa Dalian, data pasokan yang tinggi dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB), perlambatan ekspor, serta penutupan bursa pada 15–16 September karena libur nasional.

Data terbaru dari MPOB menunjukkan bahwa stok minyak sawit Malaysia pada akhir Agustus melonjak ke level tertinggi dalam 20 bulan terakhir. Sementara itu, ekspor produk minyak sawit Malaysia sepanjang 1–10 September tercatat turun 1,2% hingga 8,4% dibandingkan dengan periode yang sama bulan sebelumnya, menurut laporan lembaga survei kargo.

Scroll to Top