Di balik gemerlap arena bulu tangkis dan hiruk pikuk Audisi Umum PB Djarum, tersimpan sebuah ruang yang jarang disorot: dapur asrama. Di sinilah, energi para atlet muda diracik setiap hari, bukan hanya lewat latihan keras, tapi juga sepiring nasi, sepotong ayam, dan sayuran segar yang diatur dengan presisi.
Dapur asrama PB Djarum hidup bahkan sebelum matahari terbit. Aroma tumisan bumbu dan suara wajan mendesis menjadi melodi penyemangat bagi para atlet yang akan memulai hari latihan. Di balik kesibukan ini, ada Eka Kristiani, Head of Kitchen Asrama PB Djarum, sosok yang telah 20 tahun mengawal nutrisi para calon juara.
Eka, seorang lulusan D3 Ilmu Gizi, menekankan bahwa dapur ini lebih dari sekadar tempat memasak. Ia menyebutnya sebagai "laboratorium nutrisi," tempat setiap kandungan gizi dihitung dan ditakar dengan cermat. Zat besi, kalsium, vitamin, semua diperhatikan demi menunjang performa atlet di lapangan. Dengan kebutuhan kalori atlet yang mencapai 3.000-4.000 per hari, pengaturan gizi di asrama PB Djarum bahkan disebut setara dengan pusat pelatihan internasional.
Menu harian yang disajikan pun beragam, mulai dari ayam goreng tepung, sup hangat, hingga rendang. Bahkan, ada "fast food ala PB Djarum" yang lebih sehat, seperti ayam goreng tanpa MSG dan makaroni schotel. Meski begitu, disiplin tetap diutamakan. Atlet wajib menghabiskan makanan yang disajikan, dan pelanggaran akan berakibat sanksi dari pelatih. Disiplin makan sama pentingnya dengan disiplin latihan.
Para atlet makan bersama di ruang makan yang luas, tanpa boleh membawa makanan ke kamar. Namun, ada sedikit kelonggaran di hari Jumat dengan "menu luar" seperti nasi Padang, dan di hari Minggu, atlet diperbolehkan jajan di luar, dengan tetap menghabiskan porsi makan di dapur.
Dionysius Hayom Rumbaka, mantan atlet PBSI yang kini menjadi pelatih di PB Djarum, mengakui peran penting Eka dan dapur asrama dalam karirnya. Ia menggambarkan Eka sebagai "ibu" yang telah menyediakan makanan sejak ia masih kecil hingga menjadi seorang pelatih.
Dapur asrama PB Djarum adalah pondasi yang tak terlihat, namun krusial, di balik lahirnya para juara bulu tangkis Indonesia. Di sanalah, aroma tumisan, disiplin di meja makan, dan ketegasan seorang penjaga nutrisi berpadu menjadi energi yang mengantarkan para atlet meraih mimpi mereka.