Suhu Ledakan Matahari Terungkap: Lebih Panas dari Perkiraan!

Ledakan dahsyat di atmosfer Matahari, atau yang dikenal sebagai letusan matahari, menyimpan rahasia yang baru saja terkuak. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa partikel yang terlontar dari peristiwa kosmik ini ternyata memiliki suhu ekstrem, jauh melampaui perkiraan sebelumnya.

Letusan matahari adalah ledakan raksasa yang melepaskan radiasi dalam jumlah besar. Dampaknya bisa mengganggu satelit, mengacaukan komunikasi radio, dan membahayakan astronot di luar angkasa.

Tim peneliti menemukan bahwa partikel di atmosfer Matahari yang didorong oleh letusan dapat mencapai suhu hingga 60 juta derajat Celsius. Estimasi sebelumnya hanya berkisar antara 10 juta hingga 40 juta derajat Celsius.

Temuan ini sejalan dengan fenomena serupa yang teramati di angin matahari, lingkungan ruang angkasa di sekitar Bumi, dan bahkan dalam simulasi komputer. Kini, fenomena ini berhasil dikaitkan langsung dengan letusan matahari.

Misteri Cahaya Letusan Matahari

Sejak lama, astronom dibuat bingung oleh keanehan cahaya yang dipancarkan saat letusan matahari terjadi. Ketika cahaya ini diuraikan menjadi spektrum warna menggunakan teleskop, garis-garis spektral yang menunjukkan keberadaan unsur kimia terlihat lebih lebar dan buram dari yang diperkirakan.

Pelebaran garis ini awalnya diduga disebabkan oleh turbulensi plasma di Matahari. Plasma, gas bermuatan listrik yang bergerak secara kacau, diperkirakan memengaruhi arah cahaya.

Namun, teori ini tidak sepenuhnya cocok dengan data observasi. Beberapa pelebaran garis spektrum muncul sebelum turbulensi terbentuk, dan bentuk garis yang terlalu simetris tidak sesuai dengan pola aliran turbulen.

Suhu Ekstrem Partikel

Penelitian terbaru menawarkan penjelasan alternatif: suhu partikel yang terpengaruh letusan ternyata jauh lebih tinggi dari dugaan. Melalui eksperimen dan simulasi rekoneksi magnetik, proses pemutusan dan penyusunan ulang garis medan magnet yang memicu letusan, ditemukan bahwa elektron hanya mencapai suhu sekitar 10–15 juta derajat Celsius.

Namun, ion dapat melonjak hingga melampaui 60 juta derajat Celsius. Karena dibutuhkan waktu bagi elektron dan ion untuk menyeimbangkan suhu, perbedaan temperatur ini cukup lama bertahan dan memengaruhi dinamika letusan.

Pada tingkat energi setinggi itu, ion bergerak dengan kecepatan ekstrem, menyebabkan garis spektrum tampak melebar. Penjelasan ini berpotensi memecahkan teka-teki astrofisika yang telah membingungkan ilmuwan selama hampir 50 tahun.

Implikasi pada Prediksi Cuaca Antariksa

Penemuan ini memiliki implikasi penting bagi prediksi cuaca antariksa. Jika energi yang disimpan oleh ion dalam letusan matahari selama ini diremehkan, maka model prakiraan harus diperbaiki. Model yang lebih akurat akan membantu operator satelit, maskapai penerbangan, dan badan antariksa dalam mempersiapkan diri menghadapi badai matahari berbahaya.

Selain itu, penelitian ini mendorong pengembangan model baru tentang Matahari yang memperlakukan suhu elektron dan ion secara terpisah. Pendekatan multi-suhu ini sebenarnya sudah umum digunakan pada plasma di lingkungan lain, tetapi jarang diterapkan pada studi Matahari.

Scroll to Top