JAKARTA – Bagi penggemar daging merah, terutama yang diolah, ada kabar kurang menyenangkan. Riset terbaru mengungkap adanya korelasi antara konsumsi rutin daging merah olahan dengan peningkatan risiko penurunan fungsi kognitif, bahkan demensia.
Penelitian yang melibatkan ribuan partisipan selama puluhan tahun ini menemukan bahwa individu yang gemar mengonsumsi daging merah olahan memiliki kemungkinan lebih besar terkena demensia dibandingkan mereka yang jarang atau tidak mengonsumsinya.
Daging merah, khususnya yang diolah, cenderung kaya akan lemak jenuh. Lemak ini berpotensi meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung, dua kondisi yang diketahui erat kaitannya dengan kesehatan otak yang menurun.
Hasil penelitian menunjukkan, konsumsi daging merah olahan dalam jumlah tinggi meningkatkan risiko demensia hingga 13%. Namun, menariknya, konsumsi daging merah yang tidak diolah tidak menunjukkan dampak signifikan terhadap risiko demensia.
Lebih jauh lagi, studi terhadap fungsi kognitif menunjukkan bahwa setiap tambahan satu porsi daging merah olahan per hari dapat mempercepat penuaan otak, memengaruhi kemampuan mengingat dan berbahasa.
Pola Makan Sehat Kunci Utama
Kandungan natrium yang tinggi dalam daging olahan dapat memicu tekanan darah tinggi dan mengurangi aliran darah ke otak, yang berpotensi menyebabkan demensia vaskular.
Namun, bukan berarti Anda harus sepenuhnya menghindari daging merah. Para ahli menyarankan untuk membatasi konsumsi daging merah olahan dan mempertimbangkan alternatif yang lebih menyehatkan.
Mengganti daging merah olahan dengan makanan sehat lainnya dapat menurunkan risiko demensia secara signifikan. Mengganti dengan kacang-kacangan dapat menurunkan risiko sebesar 19%, ikan sebesar 28%, dan ayam sebesar 16%.
Intinya, pola makan seimbang adalah kunci utama. Belum ada satu jenis makanan yang bisa menjamin pencegahan atau penyembuhan Alzheimer. Yang terpenting adalah mengadopsi pola makan dan gaya hidup sehat secara keseluruhan.