Artis Marshanda membuka lembaran kelam dalam perjalanan hidupnya, mengungkapkan bagaimana ia mengalami masa sulit saat uang hasil jerih payahnya selama bertahun-tahun justru dilarikan oleh manajer yang sangat ia percayai. Pengalaman pahit ini mengantarkannya pada titik nadir, hilangnya kepercayaan, serta perjuangan berat menghadapi keterpurukan finansial dan mental.
Tidak hanya kehilangan materi, Marshanda juga harus menghadapi kenyataan pahit sepi pekerjaan. Kondisi ini memaksanya untuk hidup serba terbatas. Kisah ini ia bagikan sebagai cerminan perjalanan hidup yang penuh dengan ujian.
"Aku dikhianati orang terdekat. Semua uang hasil kerja kerasku bertahun-tahun dibawa lari manajer," ungkap Marshanda.
Luka Pengkhianatan Orang Terdekat
Kejadian ini meninggalkan luka mendalam bagi Marshanda. Bukan sekadar kehilangan uang, namun juga pupusnya rasa percaya pada orang yang selama ini menjadi andalannya.
"Diambil oleh manajerku secara sepihak," jelasnya.
Dampak pada Karier dan Kehidupan Pribadi
Peristiwa ini terjadi bersamaan dengan momen Marshanda tengah mencari jati diri secara spiritual. Ia mendalami agama, spiritualitas, serta perubahan besar dalam hidupnya, termasuk keputusan melepas hijab yang sempat menuai kontroversi.
Keputusan tersebut semakin memperburuk keadaannya dalam mencari pekerjaan. Industri hiburan yang dulu menjadi sandaran hidupnya seolah menutup pintu. Marshanda pun harus berjuang di tengah keterbatasan.
"Saat itu aku menjalani spiritual journey, penasaran soal agama dan spiritualitas. Aku memutuskan membuka hijab. Secara job, banyak yang takut menggunakan Marshanda karena kontroversial," ujarnya.
Hidup dalam Keterbatasan
Selain kehilangan pekerjaan dan uang, Marshanda juga menghadapi kenyataan pahit hidup tanpa penghasilan. Ia bahkan sempat tinggal di sebuah ruko kosong yang dipinjamkan tanpa biaya sewa.
"Aku sepi job dan tidak punya uang. Tiga bulan aku dikasih tempat tinggal di ruko yang sudah tidak dipakai. Ada kamar seperti kantor," ungkapnya.
Pengalaman ini menjadi salah satu momen tergelap dalam hidupnya. Marshanda harus berjuang sendirian menghadapi keterpurukan finansial dan tekanan mental akibat komentar negatif publik.
"Ada kamar kecil, meja makan, dan toilet. Aku dikasih ruangan itu gratis selama tiga bulan," ucapnya.
Hujatan dan Hilangnya Kepercayaan
Selain masalah keuangan dan pekerjaan, Marshanda juga trauma dengan hujatan publik. Keputusan pribadinya dianggap salah, membuatnya menerima komentar pedas yang menghancurkan mentalnya.
"Aku trauma besar karena dihujat satu negara. Orang terdekat yang aku percaya mengkhianati. Itu titik terendahku," tandasnya.