Manuver Militer Gabungan Rusia-Belarusia Picu Ketegangan di Eropa

Ketegangan di kawasan Eropa Timur kembali memanas setelah Rusia dan Belarusia menggelar latihan perang bersama di Laut Barents. Latihan ini melibatkan uji coba rudal hipersonik Zircon dan simulasi serangan oleh pesawat tempur Sukhoi Su-34.

Latihan strategis bertajuk "Zapad" (Barat) yang dimulai pada 12 September, bertujuan untuk meningkatkan koordinasi militer jika terjadi agresi terhadap Rusia atau Belarusia. Kementerian Pertahanan Rusia menegaskan bahwa latihan ini bersifat defensif dan tidak menargetkan negara anggota NATO.

Laut Barents, lokasi latihan ini, merupakan perairan internasional yang strategis. Pengelolaannya diatur melalui perjanjian hukum internasional antara Norwegia dan Rusia.

Sebagai respons, NATO mengumumkan operasi "tandingan" bernama Eastern Sentry setelah insiden pelanggaran wilayah udara Polandia oleh drone Rusia.

Rusia merilis rekaman peluncuran rudal hipersonik Zircon dari fregat Admiral Golovko yang berhasil menghancurkan target di Laut Barents. Pesawat anti-kapal selam juga terlibat dalam latihan ini, sementara kru Su-34 berlatih melakukan serangan terhadap target darat.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim bahwa Zircon mampu melaju sembilan kali kecepatan suara dengan jangkauan lebih dari 1.000 kilometer. Rudal ini dapat menghantam target di laut maupun darat.

Jet pengebom Tu-22M3 juga melakukan patroli selama empat jam di atas Laut Barents sebagai bagian dari simulasi Zapad. Selain itu, Rusia melakukan uji coba rudal Kalibr dari kapal selam nuklir Arkhangelsk. Serangan terhadap target dilakukan dari posisi bawah air.

Di tengah situasi ini, Amerika Serikat mengirimkan sejumlah perwira militer ke Minsk untuk mengamati latihan perang Rusia-Belarusia. Langkah ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan AS, seiring upaya Presiden Donald Trump untuk mempererat hubungan dengan Belarusia.

Scroll to Top