Netanyahu Ogah Tutup Pintu untuk Serangan Lanjutan ke Pemimpin Hamas di Luar Negeri

Tel Aviv – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengisyaratkan kemungkinan operasi lanjutan terhadap tokoh-tokoh Hamas yang berada di luar negeri, meskipun serangan sebelumnya di Qatar menuai kecaman luas.

"Prinsip bahwa teroris tidak boleh merasa aman di mana pun mereka berada, bukan gagasan baru," tegas Netanyahu dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, di Yerusalem.

Rubio, dalam kunjungannya, menyatakan dukungan kuat untuk kebijakan keras Israel, meskipun AS sendiri prihatin atas serangan mendadak Israel ke Qatar, yang notabene merupakan sekutu AS.

Serangan Israel pada 9 September lalu, yang diklaim menyasar petinggi Hamas di Doha, Qatar, menyebabkan sedikitnya enam orang tewas, termasuk lima anggota Hamas dan satu petugas keamanan Qatar. Hamas mengklaim para pemimpin senior mereka, termasuk Khalil al-Hayya, selamat dari serangan tersebut.

Rubio menegaskan satu-satunya cara mengakhiri konflik Gaza adalah dengan pembebasan seluruh sandera dan penyerahan diri Hamas. Ia pun menyinggung kesiapan menghadapi skenario terburuk jika perundingan damai gagal.

"Kita harus siap menghadapi kemungkinan jalan damai tidak tercapai," ujarnya, sembari menekankan bahwa Hamas harus berhenti menjadi ancaman bagi perdamaian kawasan.

Kunjungan Rubio ke Israel bertepatan dengan pertemuan darurat negara-negara Arab dan Islam di Qatar untuk menanggapi serangan Israel tersebut. Ketika ditanya tentang respons AS terhadap serangan itu, Rubio enggan menjawab langsung dan menekankan fokus Washington pada langkah selanjutnya serta terus mendorong Qatar untuk berperan dalam perundingan.

Setelah dari Israel, Rubio dijadwalkan mengunjungi Qatar sebagai bentuk solidaritas AS terhadap sekutunya di Timur Tengah itu.

Scroll to Top