Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru saja mengadopsi Deklarasi New York, sebuah langkah signifikan menuju penyelesaian damai isu Palestina melalui solusi dua negara. Deklarasi ini, yang didukung oleh mayoritas negara anggota PBB, menyerukan gencatan senjata permanen di Gaza, pembebasan sandera, penarikan pasukan Israel, dan pembentukan misi stabilisasi PBB untuk melindungi warga sipil.
Namun, yang lebih menarik adalah pergeseran dukungan yang ditunjukkan oleh beberapa negara Barat, yang sebelumnya enggan atau bahkan menentang kemerdekaan Palestina. Deklarasi New York ini menjadi momen penting, menandai perubahan sikap yang bisa jadi penentu masa depan perdamaian di Timur Tengah.
Beberapa negara yang kini tampak lebih tegas mendukung Palestina adalah:
- Prancis: Negara ini, bersama Arab Saudi, menjadi pemrakarsa Deklarasi New York. Sebelumnya, Prancis telah menunjukkan sinyal positif dengan mendukung peningkatan hak keanggotaan Palestina di PBB. Langkah selanjutnya adalah pengakuan resmi negara Palestina di Sidang Majelis Umum (SMU) PBB.
- Inggris: Biasanya abstain dalam resolusi PBB terkait Palestina, Inggris kini secara tegas mendukung solusi dua negara, yang mencakup kemerdekaan Palestina. London juga berencana mengikuti jejak Prancis untuk mengakui kedaulatan Palestina di SMU PBB mendatang.
- Kanada: Dulu penentang keras, terutama terhadap status Palestina sebagai negara pengamat di PBB, Kanada kini menunjukkan perubahan signifikan. Pemerintah Kanada yang baru telah menyatakan akan mengakui kemerdekaan Palestina di SMU PBB.
Pergeseran dukungan ini menjadi sorotan utama, karena datang dari negara-negara yang memiliki pengaruh besar dalam percaturan politik global. Langkah ini bisa menjadi dorongan moral dan politis bagi perjuangan rakyat Palestina, serta membuka jalan bagi solusi yang lebih adil dan berkelanjutan di masa depan. Dunia kini menantikan bagaimana deklarasi ini akan diimplementasikan dan dampaknya terhadap proses perdamaian.