Pasar keuangan Indonesia menunjukkan dinamika yang menarik kemarin, dengan kombinasi sentimen positif dan negatif. IHSG mencetak rekor tertinggi, namun investor asing justru melakukan aksi jual. Rupiah menguat tipis, namun imbal hasil obligasi pemerintah justru naik. Apa yang terjadi, dan bagaimana prospeknya hari ini?
IHSG Cetak Rekor, Tapi Asing Jual Saham
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menembus level psikologis 8.000, ditutup di 8.025,17 atau naik 0,85%. Ini merupakan level tertinggi sepanjang masa, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp14.545 triliun. Sektor teknologi menjadi bintang dengan kenaikan 2,38%, diikuti sektor bahan baku dan kesehatan. BBRI, BRPT, dan MLPT menjadi penopang utama indeks, sementara BBCA, ANTM, dan MSIN menjadi pemberat.
Meskipun IHSG menguat, investor asing justru mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp151,5 miliar di seluruh pasar. Ini mengindikasikan adanya kehati-hatian investor asing di tengah sentimen positif dari dalam negeri.
Rupiah Menguat Tipis, Obligasi Tertekan
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat tipis 0,06% ke Rp16.425/US$. Penguatan ini sejalan dengan keputusan Bank Indonesia (BI) yang kembali memangkas suku bunga acuan menjadi 4,75%. Total, BI telah memangkas suku bunga sebanyak 125 basis poin sepanjang tahun ini.
Namun, di pasar obligasi, imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun justru naik 0,13% menjadi 6,339%. Kenaikan yield ini menandakan penurunan harga obligasi, yang mengindikasikan investor sedang melakukan aksi jual.
Sentimen Global dan Domestik Pengaruhi Pasar
Pergerakan pasar keuangan Indonesia dipengaruhi oleh berbagai sentimen, baik dari dalam maupun luar negeri:
Pemangkasan Suku Bunga BI: Keputusan BI untuk memangkas suku bunga acuan menjadi katalis positif bagi pasar saham, dengan harapan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
The Fed Pangkas Suku Bunga: Bank Sentral AS (The Fed) juga memangkas suku bunga sebesar 25 bps menjadi 4,00-4,25%. The Fed juga mengisyaratkan akan ada dua pemangkasan lagi ke depan. Namun, komentar hati-hati dari Ketua The Fed Jerome Powell membuat pasar kecewa.
Reshuffle Kabinet: Perombakan kabinet oleh Presiden Prabowo Subianto juga menjadi perhatian pasar, karena perubahan kebijakan dapat memengaruhi sentimen investor.
Prospek Hari Ini: Volatilitas Masih Tinggi
Pasar keuangan Indonesia hari ini diperkirakan masih akan bergerak fluktuatif. Keputusan suku bunga BI dan The Fed akan menjadi fokus utama. Selain itu, pasar juga akan mencermati rilis data ekonomi, agenda emiten, serta perkembangan politik dalam negeri.
Beberapa data dan agenda penting hari ini antara lain:
- Suku bunga Bank Sentral Inggris
- Transaksi berjalan Uni Eropa
- Tingkat pengangguran Australia
- Pertumbuhan PDB Argentina
- RUPS emiten BBLD dan ARKA
- Ex date dividen VICI
Investor perlu berhati-hati dan mempertimbangkan berbagai faktor sebelum mengambil keputusan investasi. Pasar keuangan Indonesia saat ini berada dalam fase yang menarik, dengan potensi keuntungan dan risiko yang sama besarnya.